PENGARUH ETIKA MORAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
OLEH
:
·
NUR INDRAYANI SK
·
SULFITRI
·
ARTINA
·
FAUSIAH
·
MUTMAINNAH
·
ANDI PUTRI SERANOVI
KELAS : XI
IPS 1
SEKOLAH : SMA NEG.1 MATTIROBULU
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang mana atas rahmat-Nya kami masih diberi kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan karya tulis yang sederhana ini mengenai Pengaruh Etika Moral
terhadap prestasi belajar siswa, karena etika moral remaja pada masa sekarang
ini sedikit demi sedikit sudah berkurang bahkan ada yang betul-betul sudah
menjadi anak yang demoralisasi.
Kami juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada guru pembimbing kami dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
turut membimbing serta mengajarkan kami mengenai sistematika penulisan Karya
Tulis Ilmiah hingga tatacara penelitian. Tak lupa kami juga turut mengucapkan
terima kasih terhadap teman-teman dan pihak-pihak yang telah bekerjasama atas
pembuatan Karya Tulis ini. Karya Tulis ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu Kritik dan Saran sangat kami butuhkan guna perbaikan tulisan-tulisan
berikutnya.
Akhir kata, kami berharap semoga
Karya Tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Pinrang, 9 Desember 2013
Para Penulis
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
i.
Latar
belakang………………………………………………… 1
ii.
Rumusan
Masalah…………………………………………….. 1
iii.
Tujuan
Penulisan………………………………………………. 2
iv.
Manfaat
penulisan……………………………………………… 2
v.
Batasan
masalah…………………………………………………2
vi.
Ruang
lingkup Masalah…………………………………………2
vii.
Hipotesis………………………………………………………….2
Bab II : Landasan Teori
viii.
Metode
Penelitian……………………………………………….3
ix.
Pembahasan
Masalah…………………………………………..3
Bab III :
x.
Kesimpulan…………………………………………………......10
xi.
Daftar
Pustaka…………………………………………………10
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah generasi
penerus bangsa yang akan membawa negeri ini ke arah yang lebih baik dengan
pemikiran yang selalu optimis (memandang ke depan) yang kegiatannya selalu
positif dan menguntungkan bagi dirinya sendiri maupun orang lain . Banyak
informasi dari media massa yang didapatkan mengenai remaja, baik itu remaja
yang berprestasi maupun remaja yang berprilaku negative sehingga merugikan
dirinya sendiri serta orang lain. Remaja sekarang banyak yang tidak tahu dampak
dari apa yang mereka kerjakan. Mereka hanya terus mencoba dan selalu ingin
melakukan hal baru. Baik itu Positif maupun negatif.
Prestasi yang diukir
oleh remaja seharusnya adalah hal yang wajib dilakukan oleh generasi penerus
bangsa ini. Semangat belajar dan berprilaku baik, serta menjaga sopan santun
dan lain-lain harus menjadi factor utama dalam diri remaja masa kini. Bukannya
malah melakukan atau mencoba hal-hal yang negative sehingga menurunkan semangat
belajarnya.
Oleh karena itu, dengan
adanya Karya Tulis Ilmiah ini, saya akan melihat seberapa besar pengaruh etika
moral dalam prestasi belajar siswa., khususnya SMA NEGERI 7 PINRANG.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
itu Etika Moral?
2. Bagaimana
pengaruh etika moral dalam prestasi belajar siswa?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
Tujuan Penulisan ini, antara lain :
1. Mengetahui
Pengertian Etika Moral
2. Mengetahui
Sejauh mana Pengaruh etika moral bagi pelajar terhadap prestasinya
D. Manfaat Penulisan
Adapun Manfaat yang
dapat diperoleh dari penulisan ini, yaitu mengetahui, memahami dan menjelaskan secara mendalam tentang Pengaruh
Etika Moral terhadap prestasi belajar siswa.
E.
Batasan Masalah
Mengingat
luasnya permasalahan yang tercakup dalam pembahasan ini maka penulis hanya
membahas Bagaimana melihat sejauh mana pengaruh etika moral terhadap prestasi
belajar siswa.
F.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup yang dijadikan acuan pembahasan
yaitu kelas XII SMA NEGERI 7 PINRANG.
G.
Hipotesis
Penelitian ini dilakukan karena kebanyakan anak yang berprestasi adalah anak yang mempunyai moral yang baik, sedangkan banyak pula anak yang bahkan terjerumus atau melakukan hal-hal yang negative, salah satu penyebabnya adalah demoralisasi (rusaknya moral) dalam diri mereka, yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan karena kebanyakan anak yang berprestasi adalah anak yang mempunyai moral yang baik, sedangkan banyak pula anak yang bahkan terjerumus atau melakukan hal-hal yang negative, salah satu penyebabnya adalah demoralisasi (rusaknya moral) dalam diri mereka, yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Metode Penelitian
·
Kajian
Pustaka
·
Browsing
·
Wawancara
B. Pembahasan Masalah
Remaja
umumnya sangat rentan dengan pengaruh-pengaruh eksternal, dimana masa remaja
adalah masa pencarian jati diri seseorang, remaja pada umumnya hanya memikirkan
kesenangan dan hura-hura, mereka tidak memperdulikan dampak negative yang
mereka dapat jika melakukan suatu hal yang baru. Para Remaja tidak memikirkan
apakah hal ini baik untuk mereka atau justru menyesatkan dan mengarahkan mereka
ke arah yang negative. Mereka hanya mengambil jalan pintas untuk kesenangan
mereka,dan tidak memikirkan apa yang seharusnya mereka kerjakan di masa-masa
pencarian jati diri mereka. Yang seharusnya mengukir prestasi justru merusak
masa depan mereka. Perilaku Penyimpangan remaja
dimulai dengan bergesernya etika seseorang, dimana tidak ada lagi etika
moral dalam diri remaja tersebut, nah jika hal pokok seperti ini telah hilang
otomatis perlahan-perlahan remaja tersebut mengarahkan dirinya untuk melakukan
sesuatu yang menyimpang.
Istilah Etika berasal
dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya
istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.
Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Sedangkan Moral
adalah, Pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral
juga berarti ajaran baik dan buruk perbuatan atau perilaku (akhlak). Moralisasi
berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan baik. Sedangkan
demoralisasi berarti kerusakan moral.
Meskipun
secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang sama,
tetapi sebenarnya
tidak persis sama. Etika semacam
penelaah terhadap aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moralitas
merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau tidak. Moral mengajarkan apa
yang benar, kemudian Etika mengerjakan kebenaran. Jadi keduanya memang saling
erat kaitannya.
Pengaruh Etika Moral
dalam prestasi belajar siswa, sangat dipengaruhi oleh bagaimana keadaan siswa
tersebut. Karena tentu saja prestasi muncul dalam diri siswa dipengaruhi oleh
Faktor Intern dan Faktor Extern. Faktor Intern, berasal dari diri remaja
tersebut, entah karena kecerdasan seseorang atau karena keuletan dalam belajar.
Sedangkan Faktor Extern dikarenakan adanya pihak-pihak lain yang mendukung
situasi tersebut. Tetapi prestasi dan semangat belajar, tidak mutlak semua
siswa mempunyainya. Bahkan, ada siswa yang tidak mempunyai sama sekali semangat
dalam belajar..
Keberhasilan siswa
dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu tingkat
kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat
dan perhatian tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara
belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana
keluarga yang mendorong anak untuk maju,
selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan
pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar.
Di era globalisasi
sekarang ini, ada banyak hal yang bisa merusak moral anak. Oleh karena itu,
pada masa sekarang ini menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan.
Terlebih, ancaman tersebut benar-benar dapat melumpuhkan seseorang, contoh
Merokok, jika seseorang terus-terusan merokok maka ia pun akan menjadi pecandu
rokok.
Terkait dengan dunia pendidikan untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar
yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai
siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan
bersama.
Prestasi belajar tidak hanya memerlukan Motivasi serta semangat yang
tinggi tetapi juga dipengaruhi moral siswa tersebut. Perkembangan Moral
merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi remaja dalam menentukan identitas
dirinya.
I.
Teori
Perkembangan Moral menurut Teori belajar social
Menurut teori belajar
social perkembang social merupakan proses yang dipelajari selama proses
interaksi social seseorang dengan orang lain. Perkembangan social berlangsung
melalui proses peniruan dan latihan. Dalam proses peniruan, anak mengenal
tingkah laku moral dengan jalan mengamati tingkah laku moral orang tua dan
orang dewasa lainnya. Oleh karena itu interaksi yang bermoral dengan orang tua
dan guru khususnya orang dewasa umumnya sangat penting pengaruhnya untuk
mengembangkan moral anak.
Pengaruh Lingkungan
dan Orang tua merupakan aspek yang sangat penting dalam pembentukan karakter
seseorang. Mengapa pengaruh Lingkungan juga termasuk aspek yang berperan
penting? Hal ini dikarenakan terdapat teman-teman yang menjadi pengaruh utama
dalam menentukan jalan seseorang, dimaksudkan bahwa Jika teman memberi pengaruh
positif maka remaja tersebut juga ikut terjun ke hal-hal yang positif,
sedangkan jika teman memberi pengaruh atau mengajak ke hal-hal yang negative
tentu saja secara langsung maupun tidak langsung remaja tersebut juga akan ikut
melakukan hal yang menyimpang .
Nah, di saat remaja sedang aktif mencari jati diri dengan mencoba
berbagai hal , disinilah peran orang tua sangat diperlukan, dimana kontrol dari
orang tua menjadi pengendali dari sikap atau kegiatan remaja tersebut , ketika
control dari orang tua telah berjalan dengan baik, otomatis sikap ingin mencoba
sesuatu yang baru akan terbatas. Tetapi tentu saja, tidak hanya control dari
orang tua yang menjadi pengendali, tetapi juga nasihat-nasihat dari kedua orang
tua, karena jika orang tua tidak henti-hentinya menasihati anaknya, tentu sang
anak akan memikirkan matang-matang dan mempertimbangkan apa yang yang akan
dilakukannya, sang anak akan bertanya pada diri sendiri “apakah yang kulakukan
ini tidak menyalahi nasihat orangtuaku?”.
Secara tidak sadar kita adalah produk yang dibentuk oleh lingkungan
sekitar kita.
Ibarat sebuah air, ketika kita dilahirkan sebenarnya adalah air yang
bening dan bersih. Permasalahannya ketika kita sampai pada sebuah lingkungan ,
air yang bersih itu bisa berubah menjadi air apapun, tergantung air itu berada.
Kalau air itu sempat mampir ke kedai kopi, pastilah air itu kemudian
menghitam dan berubah menjadi secangkir kopi hangat. Kalau air bening itu
kemudian sempat mampir ke pabrik sirup, tentulah air itu kemudian berubah
menjadi berwarna-warni dan manis.
Pertanyaannya, Mengapa masalah etika moral sekarang disepelekan oleh
para remaja? Padahal mereka tidak mengetahui bahwa, dengan hilangnya etika
seseorang maka bersiaplah untuk terjerumus kedalam Lingkungan orang-orang yang
menghancurkan negeri secara tidak langsung, yang seharusnya mereka memajukan
negeri ini tetapi justru merusak dan memperparah keadaan, contohnya masalah
Pergaulan Bebas (Free Sex), Narkotika, Tawuran, dan sebagainya. Maka jika ingin
melindungi diri dari hal-hal merusak seperti tadi, mulailah menjaga etika moral,
karena Kita yang memutuskan untuk berada di Lingkungan seperti apa. Dalam era globalisasi saat ini, kemerosotan
akhlak, etika, dan moral sudah semakin terasa. Fenomena-fenomena sosial
memunculkan berbagai anggapan tentang akhlak orang-orang Islam. Oleh karena
itu, kita harus mengevaluasinya yang dimulai dari diri kita sendiri, sejauh
mana kita mampu menjalankan akhlak yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Berdasarkan
data dilapangan dapat disajikan kurangnya etika moral pada diri remaja sekarang
ini. Dengan mengambil 1 kelas sebagai sampel.
Kelas
XII : 32
Orang
Perempuan : 23
Laki-laki : 9
NO.
|
PERNYATAAN
|
PERNAH
|
||
Berbohong
terhadap orang tua
|
100%
|
|||
Pergi
keluar rumah tanpa pamit
|
81,25%
|
|||
Keluyuran
|
56,2%
|
|||
Begadang
|
93,75%
|
|||
Nongkrong
|
93,38%
|
|||
Berbicara
kasar terhadap orang tua, teman, dll
|
71,88%
|
|||
Membuang
sampah sembarangan
|
100%
|
|||
Berkelahi
antar sekolah
|
3%
|
|||
Berkelahi
dengan teman
|
15,6%
|
|||
Bolos
sekolah
|
18,75%
|
|||
Mengendarai
kendaraan bermotor tanpa SIM
|
75%
|
|||
Kebut-kebutan
dijalan
|
59,36%
|
|||
Ugal-ugalan
di jalan
|
28,13%
|
|||
Tidak
bertanggung jawab jika diberi amanah
|
71,75%
|
|||
Kekerasan
terhadap teman (Bullying)
|
18,6%
|
|||
Ngobrol
pada saat jam pelajaran
|
100%
|
|||
Merokok
|
9,4%
|
|||
Melanggar
tata tertib sekolah
|
93%
|
|||
Pacaran
|
49,88%
|
|||
Membaca
Buku porno
|
15,6%
|
|||
Melihat
gambar porno
|
31,25%
|
|||
Menonton
Film porno
|
21,88%
|
|||
Minum-minuman
keras
|
3%
|
|||
Mencuri
|
6,25%
|
|||
Dari data diatas
dapat diketahui, bagaimana kurangnya etika moral pada diri siswa pada zaman
modern ini, dimana mereka tidak lagi memperhitungkan rasa malu dibanding
memuaskan kesenangan yang terlintas dipikirannya.
Berbicara kasar terhadap orang tua, teman
dan lain-lain memuat 71,88% suara, berarti dari 32 siswa
tersebut tersisa 28,13% yang masih menjaga etikanya . Padahal seharusnya
sebagai pelajar yang baik kita seharusnya menjaga etika, terlebih pada sopan
santun dalam berbicara. Mengapa? Karena sopan santun dalam berbicara termasuk
salah satu factor yang menunjang prestasi kita sebagai siswa, dimana jika kita
halus dan sopan dalam berbicara tentu interaksi kita dengan guru juga
teman-teman akan baik, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat tentunya tercipta
lingkungan yang nyaman dan damai . Lingkungan menjadi factor external pertama
dalam masalah etika moral, dimana lingkunganlah yang membentuk diri dan
perilaku kita.
Pertanyaannya
adalah, sudahkah kita memilih lingkungan dengan baik dan benar? Untuk menjawab
hal ini, kita mungkin bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.




Bila kita bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik, tentunya kita sudah berada
dalam track yang benar . lain halnya
bila beberapa jawaban masih kita ragukan . bila jawaban yang kita berikan
ternyata mengarah ke hal yang negative, kita mungkin pantas bertanya apa mereka
menjadi pendorong factor kesuksesan kita kelak? Atau justru malah merusak masa
depan?
Pertanyaan di
atas tidak bermaksud untuk memutuskan tali pertemanan dengan teman-teman yang
sudah menjalin hubungan baik dengan kita, tetapi kita memang harus berpikir
ulang tentang pengaruh mereka dalam kehidupan kita kelak.
Lingkungan memang tidak bisa
disalahkan. Karena itu, kita yang harus memutuskan berdiri pada jalur seperti
apa. Sejak kita memutuskan untuk menjadi “seseorang” kita harus sudah
memikirkan lingkungan seperti apa yang bisa mendorong kita menjadi “seseorang”.
Berdasarkan data wawancara dari 3
orang siswa yang ditemui ternyata dua diantaranya tidak mengerti perbedaan
Etika dan moral, mereka hanya mengerti tentang pentingnya moral dan etika tetapi tidak dapat mengerti tentang keduanya.
”
Etika moral? Apayah, Etika adalah sama artian perilaku yang baik sedangkan
moral hampir sama dengan etika .”jawab salah satu siswa kelas XII IPS sambil
tertawa.
Lain
halnya dengan salah satu siswa kelas XII IPA, yang mengerti perbedaan Moral dan
Etika .
“Etika semacam acuan perilaku terhadap
aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moral menjadi penilai benar
atau tidak. Moral mengajarkan apa yang benar, kemudian Etika mengerjakan
kebenaran. Jadi keduanya memang saling erat kaitannya.”jawabnya dengan tenang.
Lalu, bagaimana pengaruh etika moral
terhadap prestasi belajar siswa?
Hubungan antara Etika moral dan prestasi belajar siswa tentu ada
kaitannya, karena hal tersebut saling mempengaruhi. Bagi peserta didik yang
memiliki moral yang baik maka dalam melaksanakan pembelajaran disekolah akan
baik karena siswa tersebut dalam kehidupan sehari-harinya bermoral baik, tentu
jika siswa tersebut bermoral baik terdapat factor-faktor pendukung yang
membuatnya terdorong untuk terus belajar dan menggapai cita-citanya. Siswa yang
bermoral baik tentu tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, mereka juga
tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang negative, karena disebabkan
pikiran mereka jauh lebih penuh pertimbangan ketimbang siswa yang demoralisasi.
Begitu juga Siswa yang demoralisasi tentu tidak mempertimbangkan segalanya, ia
hanya melakukan apa yang ia senangi dan memuaskan apa yang ada dalam
pikirannya. Tentu jika hal ini terjadi, waktu yang seharusnya digunakan untuk
belajar, menjadi sia-sia, karena hanya dipergunakan untuk kegiatan yang tidak
bermanfaat atau negative.
BAB III
Kesimpulan
Siswa yang bermoral pasti selalu menjaga
kelakuannya, otomatis teman-temannya pasti senang terhadapnya, intinya dia di
hargai . sedangkan siswa yang tidak bermoral pasti tidak menjaga sikapnya .
Sehingga, teman-temannya acuh tak acuh terhadapnya . Perilaku yang baik,
contohnya didalam kelas pasti menjadikan PBM menjadi lebih nyaman, pelajaran
juga bisa cepat masuk jika seluruh siswa menjaga etikanya dan menghargai satu
sama lain . Dari hal tersebut diatas, maka akhlak sangat menentukan sekali
terhadap keberhasilan serta prestasi belajar seseorang sebab akhlak mampu
mendorong atau memotivasi seseorang untuk terus belajar dan melakukan yang
terbaik .
DAFTAR PUSTAKA
3.
Mardiansyah,
Dudi Dkk. 2011.Keajaiban Berperilaku Positif.Jakarta:Tangga Pustaka.
Online casino and poker - KADANG PICTAR
ReplyDeleteOnline casino and poker in Karnataka is also a หาเงินออนไลน์ source of great fun as it kadangpintar offers the best games from top 1xbet online casinos.