UNEXPECTED
MOMENT
~Oh baby I’ll take you to the sky.
Forever you and I, you and I.
And we’ll be together till we die.
Our love will last forever and
forever you’ll be mine
You’ll be mine
Lagu Mine milik Petra Sihombing terus mengalun lembut di kamar Fanjo.Yoona yang
sedang asyik membaca novel juga turut bersenandung kecil, sedangkan Fanjo terus
membaca pesan singkat yang dikirim oleh Kitano Akira 8 bulan silam.
“Hei, jangan bilang padaku kalau kau sedang memikirkan Cinta pertamamu!”celetuk Yoona tiba-tiba
“Hei, jangan bilang padaku kalau kau sedang memikirkan Cinta pertamamu!”celetuk Yoona tiba-tiba
Fanjo mengangkat alis “Siapa?”
“Siapa
lagi kalau bukan Kitano Akira” jawab Yoona sambil menyeruput coklat panasnya.
Fanjo
menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian tertawa.
“Astaga yoona tentu saja tidak, kau ini ada-ada
saja. Betul-betul lelucon yang aneh, hahaha”
“Terus
pesan singkat yang kau baca dari tadi itu apa? Masih mau mengelak lagi? Ah, kau
ini, aku kan sahabatmu dan kau tidak dapat berbohong padaku” ucap Yoona sambil
mencibir ke arah Fanjo.
Fanjo hanya mengangguk-anggukkan
kepala, ia pun menjatuhkan badannya di kasurnya yang empuk, matanya menerawang
ke atas sambil mengingat-ingat kejadian 8 bulan lalu.
Ia sangat ingat, pada
waktu itu dia hanyalah seorang gadis biasa yang baru pindah dari Boarding
school, tidak ada kawan apalagi sahabat yang dikenalnya. Tetapi beberapa hari
setelah ia bersekolah, ia merasa ada seorang senior yang memperlakukannya
dengan spesial. Fanjo yakin bahwa perasaannya tidak salah, dan sejujurnya ia
juga merasa nyaman akan kehadiran seniornya. Yah, dialah Kitano Akira, senior
yang pintar, baik hati juga sangat berwibawa. Tak pernah sekalipun ada berita
jelek yang tersebar mengenai Akira. Dia sangat menjaga imagenya di sekolah.
Pernah suatu ketika, Fanjo duduk sendiri didepan kantor, ia sedang menghafal
pelajaran Ekonomi/Akuntansi yang kebetulan akan diulangankan, ia merutuki
dirinya sendiri yang tidak dapat menghafal dengan baik. Tiba-tiba seorang
laki-laki duduk disampingnya,
“Sedang
apa?” tanyanya
“Ah,
Senior! Aku sedang belajar untuk menghadapi ulangan sebentar lagi, Hmm.. Apa
yang dapat aku lakukan untukmu?” tanyaku kembali
“Ada
masalah dengan hafalanmu?” Akira bertanya lagi
Fanjo hanya
mengeluarkan senyum terpaksa, dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Yah, sepertinya begitu. Aku tidak dapat menghafal semua penjelasan-penjelasan ini dengan baik dan benar, Ah aku memang payah!”jawabku sambil menundukkan kepala
“Yah, sepertinya begitu. Aku tidak dapat menghafal semua penjelasan-penjelasan ini dengan baik dan benar, Ah aku memang payah!”jawabku sambil menundukkan kepala
“Sini,
biar aku yang mengajarimu” ucap Kitano Akira,
Aku yang hanya bingung
hanya mengiyakan, aku pun menyimak dengan baik apa yang Akira sampaikan, aku
memandang wajah Akira yang sangat serius menjelaskan, dan pada saat itulah aku
sadar bahwa aku telah jatuh cinta kepada Seniorku, Kitano Akira.
“Dugaanku
memang tidak pernah salah, kamu memang sedang memikirkannya kan?” tanya Yoona,
yang sontak membuat lamunanku buyar seketika.
“Aaa?
Ah, hahaha, Tidak. Kau ini, selalu saja melibatkan Akira. Kapan kau mau
berhenti menggodaku?” tanyaku pada Yoona, yang sejak tadi terus mengejekku.
“Maaf
yah. Bukannya maksud aku mau ngajarin kamu, tapi aku juga pernah merasakan hal
yang seperti itu. Aku tau bagaimana perasaan kamu sekarang. Dilihat dari luar
kamu kelihatan baik dan senang-senang saja, tapi sebenarnya hati kamu kosong
bukan? Tapi, kamu udah ngelakuin yang terbaik kok, kamu cuek dengan dia dan
mengukir sederet prestasi. Kalau boleh jujur yah, aku juga bangga sama kamu,
semakin tersakitinya kamu, tapi justru kamu bisa mendongkrak popularitas
disekolah dengan prestasi kamu. Udah, enggak apa-apa kok, kalo emang mau curhat
ya curhat aja, aku siap kok jadi pendengar dan ngasih solusi buat kamu. Ingat
dong, kalo aku jauh lebih berpengalaman daripada kamu. Huuuuuu” kata Yoona
panjang lebar sambil menjitak kepala Fanjo.
Emang sih Yoona, 5
tahun diatasku, karena kami bertetangga juga merasa cocok satu sama lain,
makanya kami bersahabat, Yoona yang telah aku anggap sebagai sahabat juga
kakakku sendiri selalu memotivasi ku agar tidak terus-terusan galau seperti
ini. Seperti hari ini, Yoona memutuskan untuk menginap dirumahku, dan kami
berdua sangat suka melewatkan waktu dengan sharing
tentang masalah dan hal-hal yang membuat kami senang.
“Iya Yoona. I know what do you mean, tapi lagi gak mood buat cerita, ntar yah, oke?” tanyaku seraya mengedipkan mata ke arahnya, Yoona pun hanya mengangguk kemudian melanjutkan Novel yang dibacanya.
“Iya Yoona. I know what do you mean, tapi lagi gak mood buat cerita, ntar yah, oke?” tanyaku seraya mengedipkan mata ke arahnya, Yoona pun hanya mengangguk kemudian melanjutkan Novel yang dibacanya.
**
Disekolah..
“Jadi Akira betul-betul sudah pindah?”tanyaku, sambil
memandang Keiko dengan tatapan lesu.
“Hm, Ya. Ku dengar dia telah berangkat ke Kyoto Pagi ini
dan sepertinya dia sudah mulai akan bersekolah minggu depan” jawab Keiko,
seraya memegang pundakku
“Hm, baiklah Fanjo, kau pasti bisa melaluinya” kataku
dalam hati\
Aku memang tidak
mengantarnya, dan aku juga tidak mengucapkan apapun sebelum Akira pergi, tetapi
1 yang kuingat darinya, bahwa Aku harus
melakukan yang terbaik. Itulah yang ia katakan pada pesan terakhirnya 8
bulan lalu, semenjak kami memutuskan untuk fokus pada pelajaran masing-masing.
Yah, juga sebelum kepindahannya yang sangat dadakan ini.
Dia betul-betul telah
pergi, tapi aku harus kuat dan terus meyakinkan diri ini, bahwa ini hanyalah
tantangan dalam sebuah hubungan, lagipula aku yakin bahwa ia juga masih
mencintaiku (walau tak pernah ada kabar lagi tentang itu).
**
Selama 2 tahun terakhir
ini, kulalui hari-hariku tanpa Kitano Akira. Mungkin, jika ia masih ada disini
tentu ia akan melihatku naik ke podium dan menerima piala penghargaan. Aku
sempat memenangkan beberapa pertandingan antar sekolah maupun dalam sekolah
beberapa tahun terakhir ini. Aku juga tak melewatkan sedetik pun waktuku tanpa
belajar, Karena obsesiku adalah menjadi yang terbaik, sesuai dengan pesan
terakhirnya.
“Tak
lama lagi aku akan menyusulmu ke Kyoto, aku berjanji setelah lulus dari
sekolah, aku akan mendaftar di Perguruan tinggi yang sama denganmu, dan akan
aku buktikan bahwa aku, masih disini menunggumu” kataku dalam hati
**
“Fanjo, ku dengar kau lulus di Quaecunquf Sunt Vera
University, apa itu benar?”tanya Yoona, seraya berbaring di sampingku.
“Hah? Kau lihat pengumumannya dimana?” aku kaget
mendengar pertanyaan Yoona.
“Oh, Ibumu yang tadi memberitahukannya kepadaku, dia
terlihat senang sekali, mau tidak mau kau harus bersekolah disana, sudahlah
Lupakan keinginanmu bersekolah di Kyoto” jawab Yoona enteng.
“Hmm.. Sepertinya begitu, aku juga tidak mungkin lagi
menolak permintaan Ibu. Kyaaaaaaaaa! Kenapa jadi begini?”ucapku setengah
terisak
“Hei, hei. Mana Fanjo yang kukenal selama ini, tidak
biasanya menangis seperti ini. Kuatkanlah dirimu, toh jika kalian berjodoh,
kalian pasti akan bertemu. Yakinlah, bahwa penantianmu bukanlah hal yang
sia-sia” ujar Yoona, sambil memelukku.
“Kau benar eonni Yoona. Sepertinya memang sudah tidak ada
jalan lagi selain menerima dan menjalani apa yang akan terjadi. Wish me luck
dalam segalanya yah?!”pintaku pada eonni Yoona.
“Of course. Segeralah belajar, aku tahu bahwa besok
adalah Ujian pertamamu” kata Yoona sambil mengedipkan mata ke arahku.
**
Ujian yang telah
dilaksanakan selama 1 minggu, berakhir dengan lancar. Nilai-nilaiku diatas
rata-rata, dan tanpa kusadari 2 minggu lagi aku akan menjadi mahasiswa di salah
satu universitas terbaik di Tokyo. Aku pun segera mengurus kelengkapan
administrasi serta data yang diperlukan.
**
Hari
pertama..
Seperti halnya anak
baru pada umumnya, aku hanya lebih banyak diam. Mau bagaimana lagi, semua orang
sibuk dengan buku masing-masing. Aku pun berjalan ke arah Lapangan Sepakbola,
tampak ada beberapa mahasiswa yang sedang latihan fisik. Tapi, Hei!? Rasanya
aku tau seseorang diantara beberapa mahasiswa tersebut. KITANO AKIRA! Apa betul
dia? Sekali lagi aku memperbaiki penglihatanku, dan sepertinya aku memang benar
bahwa itu adalah Kitano Akira. Apa yang sedang ia lakukan disini? Bukannya ia
berada di Kyoto? Aku pun segera menghampirinya.
“Excuse me, Apakah anda Kitano Akira?” tanyaku sambil
mengetuk-ngetuk pundaknya.
“Ya, ada Appp?” Akira berbalik kemudian melihatku, ia
tampak sangat kaget melihatku berada disini. “Fanjo Kitagawa? Apa kau Fanjo?”
tanyanya yang tampak sedang memperbaiki ingatannya.
“Ya, This is me. Fanjo Kitagawa”jawabku meyakinkan Akira.
Tiba-tiba ada banyak
rentetan pertanyaan yang sangat ingin kutanyakan kepadanya. Tapi apakah
kata-kata Yoona masih berlaku untukku? Bahwa, Akira memanglah Jodohku?
Entahlah..
NISK, 2013
0 Response to "Cerpen Remaja "UNEXPECTED MOMENT""
Post a Comment