KARYA TULIS ILMIAH - PEMANFAATAN DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH



PEMANFAATAN DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH
LOMBA KARYA ILMIAH (LKI) TAHUN 2014









DISUSUN OLEH :
NUR INDRAYANI SK 2969
NURALIFAH HAFID 3153
SMA NEGERI 7 PINRANG
PINRANG




KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PEMANFAATAN DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION, DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH” dapat terselesaikan dengan baik.
Karya tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan banyak pihak. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada guru pembimbing kami turut membimbing serta mengajarkan kami mengenai sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah hingga tatacara penelitian. Tak lupa kami juga turut mengucapkan terima kasih terhadap teman-teman dan pihak-pihak yang telah bekerjasama atas pembuatan Karya Tulis ini.
Penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah dapat bermanfaat bagi pembaca  semua,terutama bagi penulis sendiri. Kepada pembaca yang budiman,jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam Karya Tulis Ilmiah ini,penulis mohon maaf , karena penulis sendiri dalam tahap belajar.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan penyusunan Karya Tulis ini maka dari itu saran dan kritik sangat diharapkan untuk menjadikan penyusunan karya tulis lebih baik kedepannya.Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para pembaca.Semoga Allah memberkahi Karya Tulis Ilmiah ini sehingga benar-benar bermanfaat.

Pinrang,    Juli  2014

Penulis,


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Kami yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama                         : Nur Indrayani SK dan Nuralifah Hafid
Alamat                        : Jl.Bintang, Pinrang/ BTN Palm Hijau, Pinrang
No.Hp                         : 089670626378/082344421919
Judul Tulisan           :PEMANFAATAN DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION, DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH (SCHIRCOPAGA INNOTATA)
Menyatakan naskah kami ini adalah benar-benar karya asli kami. Kami akan bersedia menanggung segala tuntutan jika di kemudian hari ada pihak yang merasa dirugikan baik secara pribadi maupun tuntutan secara hukum.
Demikian surat pernyataan ini kami tulis dan bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Hormat Kami,

Penulis,







Abstrak
Nur Indrayani dan Nuralifah Hafid.2014.PEMANFAATAN DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH (SCHIRCOPAGA INNOTATA).
Datangnya Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) saat musim panen sangat meresahkan penduduk terlebih yang tinggal disekitar persawahan dan perkebunan. Jika hal ini tidak diatasi dengan cepat maka dapat mengganggu aktifitas penduduk. Sementara itu di sisi lain, Daun bunga kembang sepatu tersedia dalam jumlah banyak, tetapi belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, penulis melakukan studi dan penelitian tentang daun bunga kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis L) sebagai alternative dalam Meminimalisasi Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata), baik di daerah persawahan maupun diperumahan. Dalam karya tulis ilmiah ini metode penulisan yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan dengan cara meninjau dan mengamati langsung serta melakukan interview terhadap warga. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, daun bunga kembang sepatu dapat dijadikan solusi dalam Meminimalisasi Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata). Solusi dalam masalah pertanian yaitu dengan cara pembuatan pestisida alami, solusi dalam masalah rumah penduduk yaitu dengan pembuatan gantungan lampu sederhana, dan solusi bagi masalah kulit yaitu dengan pembuatan lotion alami.
Kata kunci : Daun bunga kembang sepatu, Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata).






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………...2
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.....................................3
ABSTRAK.........................................................................................4
DAFTAR ISI......................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................7
A.   Latar Belakang.......................................................................7
B.   Rumusan Masalah.................................................................7
C.   Tujuan Penelitian ..................................................................8
D.   Manfaat Penelitian ................................................................8
E.   Batasan Masalah...................................................................8
F.    Ruang Lingkup.......................................................................8
G.   Hipotesis.................................................................................9
H.   Metode Pengumpulan Data....................................................9
I.      Sistematika Penulisan............................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................12
A.   Bunga Kembang Sepatu........................................................12
B.   Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata).................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................18
A.   Jenis Penelitian......................................................................18
B.   Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................18
C.   Rencana Pengolahan Data dan Analisis Data.......................18
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................20
BAB V PENUTUP.............................................................................28
A.   Simpulan................................................................................28
B.   Saran.....................................................................................28
C.   Rekomendasi.........................................................................28
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................
Gambar 1........................................................................................30
Gambar 2........................................................................................31
Gambar 3........................................................................................32
Gambar 4........................................................................................33
Gambar 5........................................................................................34
Gambar 6........................................................................................35
Gambar 7........................................................................................36
Gambar 8........................................................................................37
Gambar 9........................................................................................38
Gambar 10......................................................................................39
Gambar 11......................................................................................40
Daftar Pustaka................................................................................41








BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara penghasil beras di Asia karena merupakan negara agrarian. Hal yang paling ditunggu-tunggu para petani adalah musim panen. Dalam tahap musim panen para petani mulai resah karena datangnya berbagai jenis hama yang menyerang tanaman mereka. Hama merupakan mahkluk hidup yang mayoritas merusak pada tanaman petani yang terdapat di sawah maupun di kebun. Namun  apa jadinya jika hama pun menyerang? Hama dapat merugikan petani dan menurunkan kualitas hasil panen mereka menjadi kurang maksimal hingga gagal panen. Pembasmian konvensional ternyata kurang efektif dan menyita banyak waktu hingga penggunaan bahan kimiawi yang tidak baik untuk kesehatan jika di konsumsi, yang menjadi tanda tanya besar bukan hanya produktivitas panen yang dipengaruhi oleh hama tetapi salah satunya Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) juga merajalela di pemukiman penduduk.
            Datangnya hama penggerek batang saat musim panen sangat meresahkan penduduk terlebih yang tinggal disekitar persawahan dan perkebunan. Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) atau akrab disebut kupu-kupu putih ini mulai muncul di petang hari dan mengikuti sumber cahaya lampu di malam hari, termasuk lampu kendaraan di jalan raya. Hal ini jelas sangat mengganggu karena kupu-kupu putih mengeluarkan serbuk yang menimbulkan rasa gatal, sehingga menyebabkan kulit kemerah-merahan dan ruam akibat digaruk. Oleh karena itu, kami mengangkat judul “PEMANFAATAN DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION, DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH”
B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana cara memanfaatkan daun bunga kembang sepatu dalam memproduksi gantungan lampu anti kupu-kupu putih?
2.    Bagaimana cara memanfaatkan daun bunga kembang sepatu dalam memproduksi lotion anti kupu-kupu putih?
3.    Bagaimana cara memanfaatkan daun bunga kembang sepatu dalam memproduksi pestisida untuk meminimalisasi hama penggerek batang padi (kupu-kupu putih)?

C.   Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk memproduksi pemanfaatan daun bunga kembang sepatu dalam Meminimalisasi efek dari Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) .
2.    Mengatasi kontribusinya dalam mengurangi efek negatif pada masyarakat.
3.    Mengetahui lebih lanjut  tentang manfaat daun bunga kembang sepatu terhadap fungsinya sebagai alat Meminimalisasi Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata).
4.    Dari poin 1,2, dan 3 pada hakikatnya daun bunga kembang sepatu dapat meningkatkan perekonomian rumah tangga.

D.   Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan perkebunan dalam Meminimalisasi hama.
2.     Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat diharapkan  bermanfaat untuk membawa pemahaman yang dapat digunakan untuk Meminimalisasi hama yang menganggu.
E.   Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya pelebaran masalah maka penulis hanya membahas Pemanfaatan daun bunga kembang sepatu sebagai alternative dalam meminimalisasi Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata).
F.    Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup yang dijadikan acuan pembahasan yaitu Kecamatan Mattirobulu, Kab. Pinrang, Kabupaten Pinrang.


G.   Hipotesis
Penelitian ini dilakukan karena penulis melihat terdapat zat yang dapat Meminimalisasi Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) di dalam daun bunga kembang sepatu. Dengan menginovasikan alat yang terbuat dari daun bunga kembang sepatu, diharapkan dapat menjadi suatu penemuan dibidang pertanian dan Industri rumah tangga.

H.   Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data serta maksud dan tujuan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini maka dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

a.    Studi Kepustakaan
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari buku-buku, internet dan media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya tulis ilmiah ini.

b.    Penelitian Lapangan
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau, mengobservasi serta mengamati secara langsung.
1.    Interview (Wawancara)
Metode pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung.

2.    Literature
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan buku-buku referensi sebagai penunjang dalam pengambilan teori dasar.

I.      Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran tentang penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis memberikan sistematika penulisan sebagai berikut :



BAB  I     :       PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini memberikan gambaran tentang isi karya tulis secara keseluruhan sehingga pembaca dapat memperoleh informasi singkat dan tertarik untuk membaca lebih lanjut. Didalam bagian pendahuluan memaparkan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, ruang lingkup, hipotesis dan sistematika penulisan.

BAB  II    :       KAJIAN TEORITIK/KEPUSTAKAAN
Pada bagian ini merupakan gambaran serta penjelasan secara umum tentang pembahasan Daun Bunga Kembang Sepatu, Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) (Kupu-Kupu Putih) dan hal-hal yang berkaitan dengan komponen-komponen dasar yang sesuai.

BAB  III    :      METODE PENULISAN/PENELITIAN
Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik tertentu.

BAB  IV   :      HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini  hasil eksplorasi dari wawancara, dokumentasi, dan observasi  disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah yang ada, serta membuat solusi yang ingin dicapai dalam penetilian ini. Dalam hal ini penulis mengemukakan tentang pembahasan alat yang isinya mencakup cara pembuatan dan penjelasan cara kerja alat secara keseluruhan dengan cara menganalisa alat tersebut.

BAB  V     :     KESIMPULAN dan REKOMENDASI
Pada bagian ini isinya merupakan kesimpulan dari pembahasan yang merupakan jawaban terhadap masalah serta berisi tentang saran-saran penulis yang didasarkan pada hasil pembahasan sehingga dapat dikembangkan dengan lebih baik. Hasil dari jawaban rumusan masalah akan dikaitkan dengan solusi yang telah dibuat, serta merekomendasikan solusi yang ada sehingga dapat bermanfaat di bidang pertanian dan industri rumah tangga.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Bunga Kembang Sepatu
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman sebagai tanaman hias atau sebagai pagar hidup untuk memperindah halaman rumah. Kembang sepatu memiliki lima helai daun kelopak. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih.Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari.
Pada umumnya tinggi tanaman kembang sepatu ini sekitar 2 m- 5 m. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Bunga kembang sepatu ini berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm hingga 20 cm. Bunganya bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Akar, daun dan bunga kembang sepatu dapat dijadikan sebagai bahan obat. Terdiri dari berbagai jenis dan warna : merah tua, pink, pink putih, putih, orange, kuning.Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.
Kembang sepatu memiliki rasa manis dan bersifat netral. Bahan kimia yang terkandung dalam daun kembang sepatu di antaranya taraxeryl acetat. Selain itu, bunga kembang sepatu mengandung cyanidin diglucosid, hibisetin, zat pahit dan lendir.
Efek farmakologis yang dimiliki oleh kembang sepatu di antaranya antiviral, antiradang (anti-inflamasi), antidiuretik, menormalkal siklus haid, dan meluruhkan dahak. Bunga kembang sepatu juga digunakan untuk mengobati air kencing bernanah (gonorrhoea), batuk berdahak dan bernanah, batuk rejan (pertusis), bisul (furunculus), bisul di kepala anak, borok (ulcustripicum), disentri, haid tidak teratur (irregular menstruation), infeksi saluran kencing, keputihan (leucorrhoea), melancarkan haid (emenagog), radang saluran napas (bronkitis), dan tuberkulosis (TBC). Selain itu, daunnya digunakan untuk mengobati bisul, demam karena malaria, gondongan (parotitis), mimisan (epistaxis), radang kulit (dermatitis), radang selaput lendir hidung, radang selaput mata (conjuctivitis), dan radang usus (enteritis).


Kerajaan:
Plantae
Filum:
Tracheobionta
Kelas:
Magnoliopsida

Ordo:
Malvales
Famili:
Genus:
Hibiscus
Spesies:
Hibiscus rosa-sinensis L

a.    Hibitus : Perdu, tahunan, tegak, tinggi ± 3 m.
b.    Batang : Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor.
c.    Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.
d.    Bunga : Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.
e.    Buah : Kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat.
f.     Biji : Pipih, putih
g.    Akar : Tunggang, coklat muda.

1)    Kandungan Kimia
Menurut para ilmuan menyatakan daun, bunga dan akar kembang sepatu mengandung flavonoida. Daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.
·         Flavonoid
Flavonoid adalah golongan fenol alam yang tersebar luas dalam tumbuhan. Menurut perkiraan , kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan atau sekitar 1.000.000.000 ton per tahun diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan dengannya. Pada mulanya para ahli tertarik pada antosian, yang merupakan pigmen tumbuhan flavonoid. Kemudian diketahui pula bahwa dalam buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian mengandung berbagai jenis senyawa flavonoid. Disamping sebagai pigmen tumbuhan, flavonoid diketahui pula berperan dalam pertumbuhan, pertahanan diri dari serangan hama dan penyakit, tabir surya, dan sinyal kimia untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Bagi manusia golongan senyawa ini memberi manfaat yang cukup banyak seperti, antioksidan, antiinflamasi, immunostimulan, antikanker, antivirus dan antimikroba. Istilah flavonoid yang diberikan untuk senyawa-senyawa fenol ini berasal dari kata flavon, yakni nama dari salah satu jenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan.
Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga pastilah ditemukan pada setiaap telaah ekstrak tumbuhan. Oleh karena itu, para ilmuwan perlu kiranya untuk mengetahui cara mengenal, mengisolasi, dan mengidentifikasi bahan alam tersebut dalam berbagai bentuk.
·        Saponin
Saponin merupakan senyawa kimia yang berasal dari metabolit sekunder yang banyak di peroleh dari bahan alami seperti tumbuhan dan hewan. Yang berbentuk dari gugusan gula yang bersinambungan dengan aglikon atau sapogenin, dan ini menjadikan racun bagi binatang yang berdarah dingin. Bagi tumbuhan peliharaan yang di serang hama maka dengan saponin ini bisa membantu untuk memberantasnya.
·         Polifenol
Polifenol (polyphenol) merupakan senyawa kimia yang terkandung di dalam tumbuhan dan bersifat antioksidan kuat. Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh.

B.   Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata)
Kupu-kupu putih atau penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Walker, 1863) adalah ngengat yang termasuk dalam suku Crambidae. Larva hewan ini menjadi hama penting dalam budidaya padi. Gejala yang ditemukan sebelum padi berbnga disebut sebagai sundep dan gejala serangan yang dilakukan setelah malai keluar dikenal sebagai beluk.
Ia ditemukan di Asia tropika, seperti di Indonesia, Pakistan, Filipina, maupun Australia tropika (di bagian utara).
a.    Pemberantasan Hama dan Penyakit
Ada beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi, hama yang cukup mengganggu antara lain: walang sangit, genjur, penggerek padi, wereng, tikus dan burung. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman padi antara lain: hawar daun, bercak bakteri, hawar pelepah, busuk batang yang mencemari air, irigasi atau sumber air disekitarnya selain menghabiskan biaya produksi yang tidak sedikit
Kerajaan:
Filum:
Upafilum:
Kelas:
Ordo:
(tidak termasuk)
Superfamili:
Famili:
Upafamili:
Genus:
Spesies:
S. innotata
Pengertian Scirpophaga Innotata (penggerek batang padi putih) atau hama Sundep dan Beluk. Hama ini disebut hama sundep atau mati pucuk jika menyerang tanaman padi yang belum berbunga, sementara itu hama ini juga disebut hama beluk jika ulat tersebut menyerang tanaman padi yang telah mulai berbunga.
1.  Sundep
Gejala serangan pada tanaman padi stadia vegetatif dikenal dengan sebutan sundep. Bila serangan terjadi pada fase vegetatif, larva memotong bagian tengah anakan sehingga aliran hara ke bagian atas tanaman terganggu yang menyebabkan pucuk layu dan kemudian mati. Kehilangan hasil karena serangan penggerek batang pada stadia ini relative kecil, karena tanaman masih mampu untuk membentuk anakan baru. Penggerek batang padi disebut juga hama sundep dan beluk, hama ini menyerang tanaman padi. Hama sundep tersebar di Indonesia, Piliphina, Malaysia, Kamboja, Muangpai, Vietnam, Laos, Payuan, Srilangka, India, dan Pakistan. Serangan hama ini bisa menimbulkan kerugian sampai 80%.
2.  Beluk
Gejala serangan pada tanaman padi stadia generatif dikenal dengan sebutan beluk. Larva akan menggerek tanaman yang akan bermalai, sehingga aliran hasil asimilasi tidak sampai ke dalam bulir padi. Akibatnya proses pengisian bulir padi akan terhambat, sehingga banyak gabah hampa.

a.    Gejala serangan sundep dan beluk
Warna bibit atau tanaman padi yang belum berbunga merah kuning atau merah coklat jika di serangnya, jika diperhatikan ternyata ujung daun padi telah mati kering dan mudah dicabut. Daun tersebut sebenarnya telah putus karna digigit ulat yang berada dalam batang tanaman padi, jika batang padi dibuka akan terlihat ulat didalamnya. Serangan hama sundep kadang dikira penyakit Besek, bedanya batang yang diserang penyakit kresek jika dipotong kemudian ditekan akan keluar lendir yang kuning atau putih kekuningan. Hama beluk dan batang memotong tangkai tanaman hingga buah padi akan hampa dan seluruh malai menjadi kering, malai tersebut berwarna putih keabuan dan tetap berdiri karna hampa. Sementara itu, malai yang tidak terserang akan kelihatan merunduk karna beratnya, malai yang terserang tersebut juga mudah dicabut karna sudah putus didalam batang.






BAB III
METODE PENULISAN/PENELITIAN
A.   Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan logika induktif abstraktif yaitu metode analisa yang  melakukan pendekatan analisis yang menggunakan sudut pandang peneliti sebagai alat analisis utama (Sanapiah, 1995 : 68)  pola yang bergerak dalam fenomena dilapangan yang berhasil digali dari informan di suatu kawasan yang dipakai penelitian, dan untuk menguraikan potensi-potensi dan tantangan- tantangan yang ditemukan dalam penelitian  kemudian dilakukan editing, analisis dan pengambilan kesimpulan. Dengan metode  tema penelitian yang dilakukan, maka model analisis yang akan dilakukan adalah Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif adalah analisis yang secara cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta dengan melakukan pengujian hipotesis(Meleong, 2002 :58).  Pada metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara, dokumentasi, observasi  disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah yang ada.

B.   Lokasi dan Waktu Penelitian
1.  Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Mattirobulu, Kab. Pinrang Jalan Poros Pinrang-Pare Km.13
2.  Waktu
Penelitian ini dilakukan pada 30 Juni 2014- 8 Juli 2014

C.    Rencana Pengolahan Data dan Analisis Data
1.    Pengolahan Data
Data yang diperoleh melalui :
a.    Wawancara
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui langsung tanggapan dan respon narasumber kemudian dihubungkan dengan data-data yang lainnya.
b.    Entry Data
Memasukkan data untuk diolah memakai program komputer untuk
dianalisis.
c.    Kajian Pustaka
Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari buku-buku, internet dan media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya tulis ilmiah ini serta memilah data yang perlu dan akurat.


























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2014. Pinrang merupakan wilayah penghasil beras, karena tanah kosongnya masih luas. Jika musim panen tiba banyaknya spesies hama yang menyerang daerah persawahan sebelum dan menjelang panen. Namun, gangguan Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) sering kali tidak terlalu dihiraukan pemusnahannya, khususnya penduduk desa hanya mendapatkan dampak kerugian pada tanaman padi mereka begitupun juga dengan rumah-rumah dan jalanan yang memiliki cahaya lampu. Penduduk hanya mengalami gatal-gatal kemudian diberi bedak obat begitu seterusnya. Pengendalian penggerek batang  padi berpedoman pada sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yaitu suatu usaha menurunkan populasi hama sampai pada batas yang tidak merugikan secara ekonomi dengan mengkombinasikan penggunaan berbagai cara pengendalian yang saling menunjang, mudah dilakukan, memberikan keuntungan ekonomis maksimal serta aman terhadap manusia dan lingkungan.
Cara-cara Pengendalian :
1) Pola Tanam
  1. Tanam serentak meliputi areal seluas-luasnya dengan  perbedaan waktu tanam paling lama dua minggu.  Penanaman serentak dimaksudkan agar masa pertumbuhan dan panen serempak sehingga saat panen selesai, sumber makanan bagi penggerek habis. Dampak selanjutnya populasi penggerek rendah.
  2. Apabila memungkinkan dapat dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi.
  3. Di daerah endemis penggerek, sebaiknya ditanam varietas yang mempunyai struktur tanaman lebih tahan terhadap kerusakan akibat penggerek padi.
  4. Pengelompokan pesemaian dalam hamparan sawah sesuai dengan kondisi setempat dengan tujuan untuk memudahkan upaya pengumpulan kelompok telur secara massal.

2) Cara fisik/mekanis
a. Pengumpulan kelompok telur terutama di pesemaian.  Apabila kelompok telur yang dikumpulkan terparasit, maka parasit-parasit tersebut dilepaskan kembali di lapangan, sedangkan telur yang menetas menjadi larva penggerek  segera dimusnakan.



b. Penyabitan tanaman padi serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen.
c. Penggenangan air setinggi ± 10 cm pada lahan-lahan bekas serangan selama 1 minggu.  Penggenangan dimaksudkan untuk mempercepat pembusukan tunggul-tunggul bekas jerami, agar individu larva penggerek instar tua dan kepompong yang berada dalam tunggul mati.
3).   Eradikasi/sanitasi
Eradikasi dan sanitasi  dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa tanaman terserang yang kemungkinan terkandung di dalam individu penggerek padi, baik berupa kelompok telur, larva maupun pupa.
4).   Pemanfaatan Musuh Alami
Beberapa jenis parasitoid telur diketahui ditemukan di lapang.  Beberapa jenis parasitoid telur yang umum dijumpai di lapang antara lain :  Tetrastichus schoenobii; Telenomus rowani dan Trichogramma japonicum.
5).   Penggunaan Insektisida korektif
Aplikasi insektisida dilakukan secara korektif apabila serangan/populasi telah mencapai ambang batas yang telah ditetapkan.



Di daerah serangan endemis dapat dilakukan aplikasi insektisida karbofuran 3 % dengan dosis 17-21 Kg/Ha pada saat sebelum tanam dengan cara ditabur dan dibenamkan dalam tanah.
Penyemprotan insektisida yang efektif atau penaburan karbofuran 3% dengan dosis 17 kg/ha apabila ditemukan rata-rata ≥ 0.3 kelompok telur per m2 atau intensitas serangan sundep rata-rata ≥ 10%, dengan ketentuan sekurang-kurangnya 20 hari setelah pemberian insektisida butiran (apabila sudah pernah dilakukan) dan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum panen.
Aplikasi insektisida semprotan hendaknya dilaksanakan apabila penetasan telur sedang terjadi.  Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilakukan pengumpulkan kelompok telur dari lapang kemudian disimpan dan diamati.  Apabila sudah terjadi penetasan, merupakan indikasi bahwa di lapang sudah terjadi penetasan pula.
Teknik PHT yaitu pengendalian hama dengan memanfaatkan seluruh teknik atau cara pengendalian hama secara harmonis untuk menekan populasi sampai dibawah ambang ekonomi (Chaidir : 2012).  Teknik seperti ini merepotkan dan memakan banyak waktu.
            Dalam penelitian ini kami melakukan interview ke 10 penduduk yang rumahnya ada di sekitar area persawahan. Adapun data penduduk yang diwawancarai yaitu :
1.    Lokasi/Tempat tinggal Penduduk         :
Kecamatan Mattirobulu, Kab.Pinrang
2.    Usia Penduduk                                           :
Mengingat wawancara ditujukan untuk mendapatkan informasi yang akurat dari warga maka Usia penduduk yang dijadikan patokan adalah  usia 25-63thn.
3.    Pekerjaan Penduduk                                :
Pekerjaan dari penduduk yang diwawancarai bervariasi, mulai dari petani, ibu rumah tangga, mahasiswa dan guru.

A.   Pertanyaan  : Bagaimana cara mengatasi kupu-kupu putih yang terbang dirumah?
Jawaban       :
1.    Kami hanya mendiamkannya karena jika terkena kulit maka akan menimbulkan rasa gatal. (Sm, 48th)
2.    Hanya sekedar melihat, jika mendekat maka kami hanya menghindar dan memilih berpindah tempat. (Kt, 48th)
3.    Disapu dengan perlahan. (Bsr, 32thn)
4.    Tidak menghiraukan tetapi jika terbang maka saya akan menyelimuti diri agar serbuknya tidak mengenai kulit. (Tr, 28thn)
5.    Memadamkan lampu dan memakai lampu seperlunya. (Usm, 44thn)
6.    Memasang pengaman semacam plastic pada lampu agar kupu-kupu putih tidak mendekat. (Hj.Gn, 63thn)
7.    Kami hanya mematikan lampu agar kupu-kupu tidak semakin banyak. (Hsn, 42thn)
8.    Langsung tidur, jadi semua lampu langsung di padamkan. (Rd, 25thn)
9.    Tidak memperdulikannya. (Sy, 39thn)
10. Memadamkan lampu dan menyalakan 1 lampu saja untuk penerangan. (Rz, 49thn)

B.   Pertanyaan  : Apakah anda telah mengetahui sebelumnya manfaat daun bunga kembang sepatu terhadap pemanfatannya dalam mengolah daun tersebut sebagai alat peminimalisiran kupu-kupu putih?
Jawaban       :
1.    Bagaimana bisa? Saya tidak mengetahuinya. (Sm, 48thn)
2.    Tidak. (Kt, 48thn)
3.    Saya kira daun bunga kembang sepatu hanya berfungsi sebagai tanaman pagar? Apakah masih ada fungsi lain? (Bsr, 32thn)
4.    Tidak, bagaimana bisa? Jika itu dapat tercapai, hal itu pasti sangat membantu aktivitas kami. (Tr, 28thn)
5.    Saya tidak mengetahuinya. (Usm, 44thn)
6.    Tidak. (Hj.Gn, 63thn)
7.    Tidak tau. (Hsn, 42thn)
8.    Caranya? Apakah hal itu bisa terjadi? (Rd, 25thn)
9.    Tidak. (Sy, 39thn)
10.  Saya tidak percaya hal itu dapat terjadi. (Rz, 49thn)

C.   Pertanyaan  : Lalu, bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh kupu-kupu putih jika menyerang tanaman padi di persawahan?
Jawaban       :
1.   Hal itu benar-benar sangat membuat petani resah karena dampak
     yang ditimbulkan bisa membuat para petani gagal panen.
     (Sm, 48thn)
2.   Setau saya hal itu dapat membuat gagal panen. (Kt, 48thn)
3.   Sangat  mengganggu pekerjaan petani. (Bsr, 32thn)
4.   Sangat mengganggu.  (Tr, 28thn)
5.   Jelas mengganggu, saya rasa semua tahu itu. (Usm, 44thn)
6.   Akan terjadi kerugian yang dirasakan oleh petani, tentu hasil akhir
    kegagalan panen. (Hj.Gn, 63thn)
7.  Merugikan petani. (Hsn, 42thn)
8.  Gagal panen. (Rd, 25thn)
9.  Hal itu sangat meresahkan petani, karena mungkin saja akan
    terjadi gagal panen. (Sy, 39thn)
10.  Jika hal itu terjadi, maka kerugian dan gagal panen telah di depan
      mata. (Rz, 44thn)

D.   Pertanyaan  : Jika daun bunga kembang sepatu betul-betul dapat dijadikan sebagai alternative peminimalisiran Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) (kupu-kupu putih), bagaimana tanggapan anda?
Jawaban       :
1.  Tentu itu adalah suatu penemuan yang bagus, karena dapat
    menjadi solusi bagi permasalahan para petani. (Sm, 48thn)
2.  Saya sangat senang mendengarnya, walaupun memang itu suatu
    penemuan baru, tetapi jika hasilnya baik dan jika digunakan
    secara optimal dapat dilihat realisasinya, kenapa tidak? (Kt, 48thn)
3.  Itu akan sangat membantu, apalagi jika dapat digunakan di area
   manapun yang menjadi jangkauan kupu-kupu putih. (Bsr, 32thn)
4.  Tentu saja ituadalah solusi dari permasalahan dalam membasmi
    serangan kupu-kupu putih ini. (Tr, 28thn)
5.   Saya sangat mendukung itu. (Usm, 44thn)
6.   Inovasi yang baik untuk dikembangkan dan ditelusuri lebih lanjut.
     (Hj.Gn, 63thn)
7.   Saya sangat senang mendengarnya, tapi apakah betul hal itu
    dapat dilakukan? (Hsn, 42thn)
8.    Sejujurnya saya juga mengetahui jika didalam daun bunga
     kembang sepatu ada zat yang bernama saponin, jadi mungkin saja
     hal ini bisa terjadi karena saponin itu sendiri adalah racun bagi
     serangga. (Rd, 25thn)
9.   Tentu para petani akan antusias mendengar hal ini. (Sy, 39thn)
10.  Bagus sekali, saya bahkan sungguh tidak percaya. (Rz, 44thn)
    Dalam Penelitian ini kami mengambil sampel Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) (kupu-kupu putih), kemudian mendekatkannya dengan daun bunga kembang sepatu dan mendiamkannya dalam waktu ± 2 menit. Hasilnya kupu-kupu putih akan terlihat lemas.
    Setelah penelitian dilakukan kami membuat 3 Macam alat untuk Meminimalisasi hama kupu-kupu putih agar lebih memudahkan penelitian ini. Alat-alat ini cukup praktis dan mudah dalam penggunaan dan pemasangannya.
1.    Gantungan Lampu
Alat ini sebagai alternatif dalam pengoptimalan proses penelitian yang kami lakukan, dengan menggunakan alat peraga diatas sebagai media pengait daun bunga kembang sepatu yang dikaitkan pada kawat-kawat yang telah disediakan. Lingkaran yang terdapat di tengah alat peraga berfungsi sebagai tempat masuknya lampu yang direkatkan menggunakan lem kayu atau dikuatkan dengan paku. Berdasarkan uji coba alat diatas hasil yang diperoleh yaitu kupu-kupu putih tidak lagi beterbangan di sekeliling lampu tetapi hanya diam pada bagian daun kembang sepatu yang dipasang pada lampu.



2.    Lotion Anti Kupu-kupu putih (Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata))
Adapun lotion ini kegunaannya sama dengan Lotion anti nyamuk yang banyak dijual di warung ataupun toko-toko. Pembuatan lotion inipun cukup mudah, tidak rumit dan dapat diselesaikan dengan cepat.
Adapun bahan dari pembuatan lotion ini, yaitu :
a)    Cleansing Milk
b)    Bibit minyak wangi
c)    Daun bunga kembang sepatu
Cara Pembuatan     :
a)    Blender daun bunga kembang sepatu, kemudian peras, dan pisahkan sari dari daun bunga kembang sepatu tersebut.
b)    Campurkan Cleansing Milk, bibit minyak wangi dan sari daun bunga kembang sepatu, kemudian aduk hingga semua bahan tercampur merata.
c)    Apabila ingin menambahkan bahan tradisonal seperti bengkoang, dan lain-lain maka tinggal memasukkan sari atau airnya saja.
Dari hasil campuran bahan-bahan di atas jadilah sebuah lotion yang bisa digunakan untuk kulit anda. Lotion ini berguna untuk mencegah kupu-kupu putih agar tidak menempel di kulit, karena kandungan saponin dan flanovoidnya sehingga dapat menjadi racun bagi serangga.
3.    Pestisida dari Daun Bunga Kembang Sepatu
Pestisida Nabati adalah Bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan (daun, buah, biji atau akar) berfungsi sebagai penolak, penarik, anti fertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya dapat untuk pengendalikan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
Fungsi Pestisida nabati adalah sebagai berikut:
1.    Repellant, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2.    Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot
3.    Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4.    Menghambat reproduksi serangga betina
5.    Racun Syaraf
6.    Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
7.    Antraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga.
Adapun bahan dari pembuatan pestisida nabati ini, yaitu :
a)    Daun bunga kembang sepatu
b)    Daun sirih
c)    Daun jeringau
d)    Air
e)    Deterjen
Cara pembuatan  :
a)    Tumbuk 20 lembar daun bunga kembang sepatu hingga halus,
b)    Tumbuk 10 lembar daun sirih hingga halus,
c)    Tumbuk 15 lembar daun jeringau ukuran 25 cm hingga halus,
d)    Campurkan ketiga bahan diatas secara bersamaan dengan 1 liter air,
e)    Rendam larutan tersebut selama satu malam,
f)     Saring larutan dengan menggunakan kain furing,
g)    Tambahkan 2 gram deterjen (berfungsi sebagai pengemulsi), aduk rata,
h)   Aplikasikan di lahan pada sore hari






BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1.    Ada hubungan antara Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) (kupu-kupu putih ) dengan daun bunga kembang sepatu.
2.    Memberikan sumbangsih alat untuk memudahkan proses peminimalisiran di malam hari jika hama tersebut datang.
3.    Gatal-gatal dan ruam di kulit akibat Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) dapat diminimalisir agar mudah dalam beraktivitas di malam hari.
4.    Dapat menjadi solusi bagi permasalahan para petani.

B.   Saran
1.    Petani
Diharapkan masyarakat khususnya petani dapat menerima solusi dari kami dalam meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata). Kami juga sangat mengharapkan para petani agar memberikan tanggapan dalam mengaplikasikan solusi yang kami buat ini.

2.    Panitia
Diharapkan panitia agar mempublikasikan karya tulis ilmiah ini agar dapat disempurnakan dan dioptimalkan sebagaimana seharusnya.
3.    Peneliti selanjutnya
               Penulis mengharapkan bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk meniliti faktor lebih kompleks pengaruh bunga kembang sepatu dan hama kupu-kupu putih .
C.   Rekomendasi
Berdasarkan penelitian, benar bahwa Daun bunga kembang sepatu dapat meminimalisasi Kupu-kupu Putih. Alat ini berfungsi sebagai alat peminimalisiran Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata), baik dirumah dan di area persawahan. Dengan adanya alat ini, petani dan para penduduk dapat terhindar dari hama kupu-kupu putih. Alat ini pun ada 3 macam, yaitu :


a.    Gantungan Lampu
Alat ini berfungsi agar tidak adanya kupu-kupu putih yang menempel pada lampu. Penulis merekomendasikan alat ini karena, dalam pemasangan mudah, alat-alatnya pun dapat ditemukan dimana-mana juga dapat dibeli di toko bangunan. Adapun manfaatnya juga dapat dirasakan.

b.    Lotion Anti Kupu-Kupu Putih
Lotion ini sebenarnya sama dengan kegunaan lotion anti nyamuk, dimana jika digunakan maka kupu-kupu putih tidak terbang dan mendekat kepada kita, karena adanya bau dan zat saponin yang ada dalam daun bunga kembang sepatu. Lotion ini memang berlendir dan sedikit kental tetapi dalam kurang lebih 1 menit, maka lotion dapat menyerap di kulit karena adanya milk cleanser. Karena yang digunakan adalah milk cleanser maka dapat dibersihkan dengan tissue basah sehingga kita mendapatkan 2 manfaat, yaitu :
1.    Terhindar dari kupu-kupu putih
2.    Dapat membersihkan kotoran yang ada di kulit.

c.    Pestisida dari Daun Bunga Kembang Sepatu.
Pestisida ini merupakan campuran dari daun bunga kembang sepatu, daun sirih, daun jeringau, dan detergen. Kami menggunakan daun sirih karena baunya yang tidak disukai hama dan serangga. Adapun daun bunga kembang sepatu terdapat zat saponin didalamnya, sehingga ketika kupu-kupu putih mendekat, kupu-kupu putih akan lemas dan akhirnya tidak bisa mendekat di tanaman padi.


LAMPIRAN


















Gambar 1
Gantungan Lampu










LAMPIRAN
Gambar 2
Alat dan bahan pembuatan Pestisida
1.    Cobek (Bugis)
2.    Daun Jeringau
3.    Daun bunga Kembang sepatu
4.    Daun Sirih







LAMPIRAN
Gambar 3
Daun bunga kembang sepatu yang ditumbuk sampai halus


LAMPIRAN
Gambar 4
Daun Sirih yang ditumbuk sampai halus.


LAMPIRAN
Gambar 5
Daun Jeringau yang ditumbuk sampai halus.








LAMPIRAN
Gambar 6
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida, (daun bunga kembang sepatu, daun jeringau, daun sirih)









LAMPIRAN
Gambar 7
Alat dan bahan dalam pembuatan Lotion anti Kupu-kupu putih.









LAMPIRAN
Gambar 8
Daun bunga kembang sepatu ditumbuk sampai halus, agar dapat diambil sarinya.








LAMPIRAN
Gambar 9
Masukkan milk cleanser ke dalam wadah untuk dicampur dengan sari daun bunga kembang sepatu.








LAMPIRAN
Gambar 10
Peras daun bunga kembang sepatu dan ambil sarinya.









LAMPIRAN
GAMBAR 11
Campuran sari daun bunga kembang sepatu dan milk cleanser.









DAFTAR PUSTAKA
Djatmiko, Ismu., 2011. Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Edisi Pertama, Akademi Kesehatan Manggala Yogyakarta
Hadi, Sutrio & Permata, Nilam. 2010, Kamu Bisa Jadi Ilmuwan!
Chaidir, 2012.Pengendalian Jasad Hama Pada Tanaman. Diakses pada 01 Maret 2014,  dari
Anonim, 2012. Manfaat Bunga Sepatu
Rizal, Syamsul, 2011. Kutipan Buku.
Muhammad Sui, Nurdin.1997.Ekologi Hewan Tanah.Bumi Aksara:Jakarta.
Pracaya.2007.Hama dan Penyakit Tanaman.Swadaya:Cimanggis.
Stockley, Corinne.2011.Kamus Biologi Bergambar.Erlangga:Jakarta.
Rahim, Abd dkk.2007.Ekonomika Pertanian.Swadaya:Cimanggis.
J.Gondrong, Alee.2013.1001 Pengetahuan unik dan lucu.IN AzNaa Books.Yogyakarta






BIODATA PENULIS
Nama                                       : Nur Indrayani SK
Tempat, tanggal lahir            : Pangkep, 8 Juli 1997
Alamat                                     : Jl.Bintang
Asal Sekolah                          : SMA NEGERI 7 PINRANG
NIS                                           : 2969
Kelas                                       : XII IPS 1
No.Telp                                    : 082293212308
Email                                       : indrhakiddrock@yahoo.co.id
Facebook                                : Nur Indrayani













BIODATA PENULIS
Nama                                     : Nuralifah Hafid
Tempat, Tanggal lahir         : Rappang, 3 Maret 1998
Alamat                                    : BTN PALM HIJAU, Blok D No.8
Asal Sekolah                                    : SMA NEGERI 7 PINRANG
NIS                                         : 3153
Kelas                                      : XII IPA 1
No.Telp                                  : 082344421919
Email                                      : buddyipeh@yahoo.com
Facebook                              : Nuralifah Hafid

Related Posts:

1 Response to "KARYA TULIS ILMIAH - PEMANFAATAN DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH"

  1. Buat yang mau lihat gambar dari lampirannya silahkan kabari saya di nurindrayani16@gmail.com , gambarnya dikirim via email :)

    ReplyDelete