PEMANFAATAN
DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU
PUTIH
LOMBA KARYA
ILMIAH (LKI) TAHUN 2014
DISUSUN
OLEH :
NUR
INDRAYANI SK 2969
NURALIFAH HAFID 3153
NURALIFAH HAFID 3153
SMA NEGERI
7 PINRANG
PINRANG
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PEMANFAATAN
DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION, DAN PESTISIDA
ANTI KUPU-KUPU PUTIH” dapat terselesaikan dengan baik.
Karya tulis Ilmiah
ini dapat diselesaikan atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan banyak pihak. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada guru pembimbing kami turut membimbing serta mengajarkan kami mengenai sistematika
penulisan Karya Tulis Ilmiah hingga tatacara penelitian. Tak lupa kami juga
turut mengucapkan terima kasih terhadap teman-teman dan pihak-pihak yang telah
bekerjasama atas pembuatan Karya Tulis ini.
Penulis mengharapkan
Karya Tulis Ilmiah dapat bermanfaat bagi pembaca semua,terutama bagi penulis sendiri. Kepada
pembaca yang budiman,jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam Karya Tulis
Ilmiah ini,penulis mohon maaf , karena penulis sendiri dalam tahap belajar.
Tak ada gading yang
tak retak, begitu pula dengan penyusunan Karya Tulis ini maka dari itu saran
dan kritik sangat diharapkan untuk menjadikan penyusunan karya tulis lebih baik
kedepannya.Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para
pembaca.Semoga Allah memberkahi Karya Tulis Ilmiah ini sehingga benar-benar
bermanfaat.
Pinrang, Juli
2014
Penulis,
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
ILMIAH
Kami
yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama :
Nur Indrayani SK dan Nuralifah Hafid
Alamat :
Jl.Bintang, Pinrang/ BTN Palm Hijau,
Pinrang
No.Hp :
089670626378/082344421919
Judul
Tulisan :PEMANFAATAN DAUN BUNGA
KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION, DAN PESTISIDA
ANTI KUPU-KUPU PUTIH (SCHIRCOPAGA
INNOTATA)
Menyatakan naskah kami ini adalah benar-benar
karya asli kami. Kami akan bersedia
menanggung segala tuntutan jika di kemudian hari ada pihak yang merasa
dirugikan baik secara pribadi maupun tuntutan secara hukum.
Demikian surat pernyataan ini kami tulis dan
bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Hormat
Kami,
Penulis,
Abstrak
Nur Indrayani dan Nuralifah
Hafid.2014.PEMANFAATAN
DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN UNTUK MEMBANGUN INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM MEMPRODUKSI
GANTUNGAN LAMPU, LOTION DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH (SCHIRCOPAGA
INNOTATA).
Datangnya Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga
Innotata) saat musim panen sangat meresahkan penduduk terlebih yang tinggal
disekitar persawahan dan perkebunan. Jika hal ini tidak diatasi dengan cepat
maka dapat mengganggu aktifitas penduduk. Sementara itu di sisi lain, Daun
bunga kembang sepatu tersedia dalam jumlah banyak, tetapi belum dapat
dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, penulis melakukan studi dan
penelitian tentang daun bunga kembang sepatu (Hibiscus Rosa Sinensis L) sebagai alternative dalam Meminimalisasi
Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata), baik di daerah persawahan maupun
diperumahan. Dalam karya tulis ilmiah ini metode penulisan yang penulis gunakan
adalah penelitian lapangan dengan cara meninjau dan mengamati langsung serta
melakukan interview terhadap warga. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
penelitian ini, daun bunga kembang sepatu dapat dijadikan solusi dalam Meminimalisasi
Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata). Solusi dalam masalah pertanian
yaitu dengan cara pembuatan pestisida alami, solusi dalam masalah rumah
penduduk yaitu dengan pembuatan gantungan lampu sederhana, dan solusi bagi
masalah kulit yaitu dengan pembuatan lotion alami.
Kata kunci : Daun bunga kembang sepatu, Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata).
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………...2
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
ILMIAH.....................................3
ABSTRAK.........................................................................................4
DAFTAR
ISI......................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................7
A. Latar
Belakang.......................................................................7
B. Rumusan
Masalah.................................................................7
C. Tujuan
Penelitian ..................................................................8
D. Manfaat
Penelitian ................................................................8
E. Batasan
Masalah...................................................................8
F. Ruang
Lingkup.......................................................................8
G. Hipotesis.................................................................................9
H. Metode Pengumpulan Data....................................................9
I. Sistematika
Penulisan............................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................12
A. Bunga Kembang Sepatu........................................................12
B. Hama
Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata).................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................18
A. Jenis
Penelitian......................................................................18
B. Lokasi
dan Waktu Penelitian..................................................18
C. Rencana
Pengolahan Data dan Analisis Data.......................18
BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................20
BAB V PENUTUP.............................................................................28
A. Simpulan................................................................................28
B. Saran.....................................................................................28
C. Rekomendasi.........................................................................28
DAFTAR
LAMPIRAN.....................................................................
Gambar
1........................................................................................30
Gambar
2........................................................................................31
Gambar
3........................................................................................32
Gambar
4........................................................................................33
Gambar
5........................................................................................34
Gambar 6........................................................................................35
Gambar
7........................................................................................36
Gambar
8........................................................................................37
Gambar
9........................................................................................38
Gambar
10......................................................................................39
Gambar 11......................................................................................40
Daftar
Pustaka................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia adalah salah satu
negara penghasil beras di Asia karena merupakan negara agrarian. Hal yang paling
ditunggu-tunggu para petani adalah musim panen. Dalam tahap musim panen para
petani mulai resah karena datangnya berbagai jenis hama yang menyerang tanaman
mereka. Hama merupakan mahkluk hidup yang mayoritas merusak pada tanaman petani
yang terdapat di sawah maupun di kebun. Namun
apa jadinya jika hama pun menyerang? Hama dapat merugikan petani dan
menurunkan kualitas hasil panen mereka menjadi kurang maksimal hingga gagal
panen. Pembasmian konvensional ternyata kurang efektif dan menyita banyak waktu
hingga penggunaan bahan kimiawi yang tidak baik untuk kesehatan jika di
konsumsi, yang menjadi tanda tanya besar bukan hanya produktivitas panen yang
dipengaruhi oleh hama tetapi salah satunya Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga
Innotata) juga merajalela di pemukiman penduduk.
Datangnya
hama penggerek batang saat musim panen sangat meresahkan penduduk terlebih yang
tinggal disekitar persawahan dan perkebunan. Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga
Innotata) atau akrab disebut kupu-kupu putih ini mulai muncul di petang hari
dan mengikuti sumber cahaya lampu di malam hari, termasuk lampu kendaraan di
jalan raya. Hal
ini jelas sangat mengganggu karena kupu-kupu putih mengeluarkan serbuk yang
menimbulkan rasa gatal, sehingga menyebabkan
kulit kemerah-merahan dan ruam akibat digaruk. Oleh
karena itu, kami mengangkat judul
“PEMANFAATAN DAUN BUNGA KEMBANG SEPATU SEBAGAI BAHAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
DALAM MEMPRODUKSI GANTUNGAN LAMPU, LOTION, DAN PESTISIDA ANTI KUPU-KUPU PUTIH”
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memanfaatkan daun bunga kembang sepatu
dalam memproduksi gantungan lampu anti kupu-kupu putih?
2. Bagaimana cara memanfaatkan daun bunga kembang sepatu
dalam memproduksi lotion anti kupu-kupu putih?
3. Bagaimana cara memanfaatkan daun bunga kembang sepatu
dalam memproduksi pestisida untuk meminimalisasi hama penggerek batang padi
(kupu-kupu putih)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah, adapun tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memproduksi
pemanfaatan daun bunga kembang sepatu dalam Meminimalisasi efek dari Hama
Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) .
2. Mengatasi kontribusinya dalam
mengurangi efek negatif pada masyarakat.
3. Mengetahui
lebih lanjut tentang manfaat daun bunga
kembang sepatu terhadap fungsinya sebagai alat Meminimalisasi Hama Kupu-kupu
Putih (Schircophaga Innotata).
4. Dari poin 1,2, dan 3 pada hakikatnya daun bunga kembang
sepatu dapat meningkatkan perekonomian rumah tangga.
D.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
Secara
teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di
bidang pertanian dan perkebunan dalam Meminimalisasi hama.
2. Manfaat Praktis
Secara
praktis, penelitian ini dapat diharapkan
bermanfaat untuk membawa pemahaman yang dapat digunakan untuk Meminimalisasi
hama yang menganggu.
E.
Batasan
Masalah
Untuk menghindari terjadinya
pelebaran masalah maka penulis hanya membahas Pemanfaatan daun bunga kembang sepatu
sebagai alternative dalam meminimalisasi Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata).
F.
Ruang
Lingkup
Adapun
ruang lingkup yang dijadikan acuan pembahasan yaitu Kecamatan Mattirobulu, Kab.
Pinrang, Kabupaten Pinrang.
G.
Hipotesis
Penelitian ini dilakukan
karena penulis melihat terdapat zat yang dapat Meminimalisasi Hama Kupu-kupu Putih
(Schircophaga Innotata) di dalam daun bunga kembang sepatu. Dengan
menginovasikan alat yang terbuat dari daun bunga kembang sepatu, diharapkan
dapat menjadi suatu penemuan dibidang pertanian dan Industri rumah tangga.
H.
Metode
Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data
serta maksud dan tujuan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini maka dalam
pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a. Studi
Kepustakaan
Suatu
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari
buku-buku, internet dan media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya
tulis ilmiah ini.
b. Penelitian
Lapangan
Suatu
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau, mengobservasi
serta mengamati secara langsung.
1. Interview
(Wawancara)
Metode
pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung.
2. Literature
Metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan memanfaatkan buku-buku referensi sebagai
penunjang dalam pengambilan teori dasar.
I.
Sistematika
Penulisan
Untuk memberikan gambaran
tentang penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis memberikan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada
bagian pendahuluan ini memberikan gambaran tentang isi karya tulis secara
keseluruhan sehingga pembaca dapat memperoleh informasi singkat dan tertarik
untuk membaca lebih lanjut. Didalam bagian pendahuluan memaparkan tentang latar
belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, ruang lingkup, hipotesis
dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIK/KEPUSTAKAAN
Pada
bagian ini merupakan gambaran serta penjelasan secara umum tentang pembahasan
Daun Bunga Kembang Sepatu, Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata)
(Kupu-Kupu Putih) dan hal-hal yang berkaitan dengan komponen-komponen dasar
yang sesuai.
BAB III
: METODE PENULISAN/PENELITIAN
Metode
penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data,
mengolah data, dan menganalisa data dengan teknik tertentu.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada
bagian ini hasil eksplorasi dari
wawancara, dokumentasi, dan observasi
disimpulkan untuk menjawab rumusan masalah yang ada, serta membuat
solusi yang ingin dicapai dalam penetilian ini. Dalam hal ini penulis
mengemukakan tentang pembahasan alat yang isinya mencakup cara pembuatan dan
penjelasan cara kerja alat secara keseluruhan dengan cara menganalisa alat
tersebut.
BAB V : KESIMPULAN dan REKOMENDASI
Pada
bagian ini isinya merupakan kesimpulan dari pembahasan yang merupakan jawaban
terhadap masalah serta berisi tentang saran-saran penulis yang didasarkan pada
hasil pembahasan sehingga dapat dikembangkan dengan lebih baik. Hasil dari
jawaban rumusan masalah akan dikaitkan dengan solusi yang telah dibuat, serta
merekomendasikan solusi yang ada sehingga dapat bermanfaat di bidang pertanian
dan industri rumah tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Bunga
Kembang Sepatu
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam
sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan
tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal
(daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna
putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Tanaman ini banyak ditanam
orang di halaman sebagai tanaman hias atau sebagai pagar hidup untuk
memperindah halaman rumah. Kembang sepatu memiliki lima helai daun
kelopak. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih.Tangkai putik
berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang
bertaburan serbuk sari.
Pada umumnya tinggi tanaman
kembang sepatu ini sekitar 2 m- 5 m. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau
bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Bunga kembang
sepatu ini berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm hingga 20
cm. Bunganya bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke
samping. Akar, daun dan bunga kembang sepatu dapat dijadikan sebagai bahan obat. Terdiri dari berbagai
jenis dan warna : merah tua, pink, pink putih, putih, orange, kuning.Pada
umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Tanaman
berkembang biak dengan cara stek,
pencangkokan,
dan penempelan.
Kembang sepatu memiliki rasa manis dan
bersifat netral. Bahan kimia yang terkandung dalam daun kembang sepatu di antaranya
taraxeryl acetat. Selain itu, bunga kembang sepatu mengandung cyanidin
diglucosid, hibisetin, zat pahit dan lendir.
Efek farmakologis yang dimiliki oleh kembang sepatu di antaranya antiviral, antiradang (anti-inflamasi), antidiuretik, menormalkal siklus haid, dan meluruhkan dahak. Bunga kembang sepatu juga digunakan untuk mengobati air kencing bernanah (gonorrhoea), batuk berdahak dan bernanah, batuk rejan (pertusis), bisul (furunculus), bisul di kepala anak, borok (ulcustripicum), disentri, haid tidak teratur (irregular menstruation), infeksi saluran kencing, keputihan (leucorrhoea), melancarkan haid (emenagog), radang saluran napas (bronkitis), dan tuberkulosis (TBC). Selain itu, daunnya digunakan untuk mengobati bisul, demam karena malaria, gondongan (parotitis), mimisan (epistaxis), radang kulit (dermatitis), radang selaput lendir hidung, radang selaput mata (conjuctivitis), dan radang usus (enteritis).
Efek farmakologis yang dimiliki oleh kembang sepatu di antaranya antiviral, antiradang (anti-inflamasi), antidiuretik, menormalkal siklus haid, dan meluruhkan dahak. Bunga kembang sepatu juga digunakan untuk mengobati air kencing bernanah (gonorrhoea), batuk berdahak dan bernanah, batuk rejan (pertusis), bisul (furunculus), bisul di kepala anak, borok (ulcustripicum), disentri, haid tidak teratur (irregular menstruation), infeksi saluran kencing, keputihan (leucorrhoea), melancarkan haid (emenagog), radang saluran napas (bronkitis), dan tuberkulosis (TBC). Selain itu, daunnya digunakan untuk mengobati bisul, demam karena malaria, gondongan (parotitis), mimisan (epistaxis), radang kulit (dermatitis), radang selaput lendir hidung, radang selaput mata (conjuctivitis), dan radang usus (enteritis).
|
a. Hibitus : Perdu,
tahunan, tegak, tinggi ± 3 m.
b. Batang : Bulat,
berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor.
c. Daun : Tunggal,
tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm,
hijau muda, hijau.
d. Bunga : Tunggal,
bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau
kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota,
merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik
bentuk tabung, merah.
e. Buah : Kecil,
lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat.
f. Biji : Pipih, putih
g. Akar : Tunggang,
coklat muda.
1) Kandungan Kimia
Menurut para ilmuan
menyatakan daun, bunga dan akar kembang sepatu mengandung flavonoida. Daunnnya juga mengandung saponin dan
polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin,
skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.
·
Flavonoid
Flavonoid adalah
golongan fenol alam yang tersebar luas dalam tumbuhan. Menurut perkiraan , kira-kira
2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan atau sekitar
1.000.000.000 ton per tahun diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang
berkaitan dengannya. Pada
mulanya para ahli tertarik pada antosian, yang merupakan pigmen tumbuhan flavonoid.
Kemudian diketahui pula bahwa dalam buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian
mengandung berbagai jenis senyawa flavonoid. Disamping sebagai pigmen tumbuhan,
flavonoid diketahui pula berperan dalam pertumbuhan, pertahanan diri dari
serangan hama dan penyakit, tabir surya, dan sinyal kimia untuk berkomunikasi
dengan lingkungannya. Bagi manusia golongan senyawa ini memberi manfaat yang
cukup banyak seperti, antioksidan, antiinflamasi, immunostimulan, antikanker,
antivirus dan antimikroba. Istilah flavonoid yang diberikan untuk
senyawa-senyawa fenol ini berasal dari kata flavon, yakni nama dari
salah satu jenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan.
Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga pastilah ditemukan pada setiaap telaah ekstrak tumbuhan. Oleh karena itu, para ilmuwan perlu kiranya untuk mengetahui cara mengenal, mengisolasi, dan mengidentifikasi bahan alam tersebut dalam berbagai bentuk.
Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga pastilah ditemukan pada setiaap telaah ekstrak tumbuhan. Oleh karena itu, para ilmuwan perlu kiranya untuk mengetahui cara mengenal, mengisolasi, dan mengidentifikasi bahan alam tersebut dalam berbagai bentuk.
·
Saponin
Saponin merupakan senyawa kimia yang berasal
dari metabolit sekunder yang banyak di peroleh dari bahan alami seperti
tumbuhan dan hewan. Yang berbentuk dari gugusan gula yang bersinambungan dengan
aglikon atau sapogenin, dan ini menjadikan racun bagi binatang yang berdarah
dingin. Bagi
tumbuhan peliharaan yang di
serang hama maka dengan saponin ini bisa membantu untuk memberantasnya.
·
Polifenol
Polifenol (polyphenol) merupakan
senyawa kimia yang terkandung di dalam tumbuhan dan bersifat antioksidan kuat. Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh
dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga
mencegah proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh.
B.
Hama
Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata)
Kupu-kupu putih atau penggerek
batang padi putih
(Scirpophaga innotata Walker, 1863) adalah ngengat yang termasuk dalam suku Crambidae. Larva hewan ini
menjadi hama penting dalam budidaya padi. Gejala yang ditemukan sebelum padi
berbnga disebut sebagai sundep
dan gejala serangan yang dilakukan setelah malai keluar dikenal sebagai beluk.
Ia
ditemukan di Asia tropika, seperti di Indonesia, Pakistan, Filipina, maupun Australia tropika (di bagian utara).
a. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Ada beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi,
hama yang cukup mengganggu antara lain: walang sangit, genjur, penggerek padi,
wereng, tikus dan burung. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang tanaman
padi antara lain: hawar daun, bercak bakteri, hawar pelepah, busuk batang yang
mencemari air, irigasi atau sumber air disekitarnya selain menghabiskan biaya
produksi yang tidak sedikit
|
Pengertian
Scirpophaga Innotata (penggerek batang padi putih) atau hama Sundep dan Beluk.
Hama ini disebut hama sundep atau mati pucuk jika menyerang tanaman padi yang
belum berbunga, sementara itu hama ini juga disebut hama beluk jika ulat
tersebut menyerang tanaman padi yang telah mulai berbunga.
1. Sundep
Gejala serangan pada tanaman
padi stadia vegetatif dikenal dengan sebutan sundep. Bila serangan terjadi pada
fase vegetatif, larva memotong bagian tengah anakan sehingga aliran hara ke
bagian atas tanaman terganggu yang menyebabkan pucuk layu dan kemudian mati. Kehilangan hasil karena
serangan penggerek batang pada stadia ini relative kecil, karena tanaman masih
mampu untuk membentuk anakan baru.
Penggerek batang padi disebut juga hama sundep dan beluk, hama ini menyerang
tanaman padi. Hama sundep tersebar di Indonesia, Piliphina, Malaysia, Kamboja,
Muangpai, Vietnam, Laos, Payuan, Srilangka, India, dan Pakistan. Serangan hama
ini bisa menimbulkan kerugian sampai 80%.
2. Beluk
Gejala serangan pada tanaman
padi stadia generatif dikenal dengan sebutan beluk. Larva akan menggerek
tanaman yang akan bermalai, sehingga aliran hasil asimilasi tidak sampai ke
dalam bulir padi. Akibatnya proses pengisian bulir padi akan terhambat,
sehingga banyak gabah hampa.
a.
Gejala serangan sundep dan beluk
Warna bibit atau
tanaman padi yang belum berbunga merah kuning atau merah coklat jika di
serangnya, jika diperhatikan ternyata ujung daun padi telah mati kering dan
mudah dicabut. Daun tersebut sebenarnya telah putus karna digigit ulat yang
berada dalam batang tanaman padi, jika batang padi dibuka akan terlihat ulat
didalamnya. Serangan hama sundep kadang dikira penyakit Besek, bedanya batang
yang diserang penyakit kresek jika dipotong kemudian ditekan akan keluar lendir
yang kuning atau putih kekuningan. Hama beluk dan batang memotong tangkai
tanaman hingga buah padi akan hampa dan seluruh malai menjadi kering, malai
tersebut berwarna putih keabuan dan tetap berdiri karna hampa. Sementara itu,
malai yang tidak terserang akan kelihatan merunduk karna beratnya, malai yang
terserang tersebut juga mudah dicabut karna sudah putus didalam batang.
BAB III
METODE PENULISAN/PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan logika induktif abstraktif yaitu metode analisa yang melakukan pendekatan analisis yang
menggunakan sudut pandang peneliti sebagai alat analisis utama (Sanapiah, 1995
: 68) pola yang bergerak dalam fenomena
dilapangan yang berhasil digali dari informan di suatu kawasan yang dipakai
penelitian, dan untuk menguraikan potensi-potensi dan tantangan- tantangan yang
ditemukan dalam penelitian kemudian
dilakukan editing, analisis dan pengambilan kesimpulan. Dengan metode tema penelitian yang dilakukan, maka model
analisis yang akan dilakukan adalah Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif adalah analisis yang secara
cermat mengamati suatu fenomena tertentu melalui pengumpulan fakta dengan melakukan pengujian
hipotesis(Meleong, 2002 :58). Pada
metode analisis ini hasil eksplorasi dari wawancara, dokumentasi,
observasi disimpulkan untuk menjawab
rumusan masalah yang ada.
B.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Mattirobulu, Kab. Pinrang Jalan Poros Pinrang-Pare Km.13
2. Waktu
Penelitian
ini dilakukan pada 30 Juni
2014- 8 Juli
2014
C.
Rencana Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan
Data
Data
yang diperoleh melalui :
a. Wawancara
Kegiatan
ini dilakukan untuk mengetahui langsung tanggapan dan respon narasumber
kemudian dihubungkan dengan data-data yang lainnya.
b. Entry Data
Memasukkan
data untuk diolah memakai program komputer untuk
dianalisis.
c. Kajian
Pustaka
Suatu
metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari
buku-buku, internet dan media lain yang ada hubungannya dengan masalah karya
tulis ilmiah ini serta memilah
data yang perlu dan akurat.
BAB
IV
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2014. Pinrang merupakan wilayah
penghasil beras, karena tanah kosongnya masih luas. Jika musim panen tiba
banyaknya spesies hama yang menyerang daerah persawahan sebelum dan menjelang
panen. Namun, gangguan Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) sering kali
tidak terlalu dihiraukan pemusnahannya, khususnya penduduk desa hanya
mendapatkan dampak kerugian pada tanaman padi mereka begitupun juga dengan rumah-rumah
dan jalanan yang memiliki cahaya lampu. Penduduk hanya mengalami gatal-gatal
kemudian diberi bedak obat begitu seterusnya. Pengendalian penggerek batang padi berpedoman pada
sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yaitu suatu usaha menurunkan populasi
hama sampai pada batas yang tidak merugikan secara ekonomi dengan
mengkombinasikan penggunaan berbagai cara pengendalian yang saling menunjang,
mudah dilakukan, memberikan keuntungan ekonomis maksimal serta aman terhadap
manusia dan lingkungan.
Cara-cara Pengendalian :
1) Pola Tanam
- Tanam serentak meliputi areal seluas-luasnya dengan perbedaan waktu tanam paling lama dua minggu. Penanaman serentak dimaksudkan agar masa pertumbuhan dan panen serempak sehingga saat panen selesai, sumber makanan bagi penggerek habis. Dampak selanjutnya populasi penggerek rendah.
- Apabila memungkinkan dapat dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi.
- Di daerah endemis penggerek, sebaiknya ditanam varietas yang mempunyai struktur tanaman lebih tahan terhadap kerusakan akibat penggerek padi.
- Pengelompokan pesemaian dalam hamparan sawah sesuai dengan kondisi setempat dengan tujuan untuk memudahkan upaya pengumpulan kelompok telur secara massal.
2) Cara fisik/mekanis
a. Pengumpulan kelompok telur terutama di
pesemaian. Apabila kelompok telur yang dikumpulkan terparasit, maka
parasit-parasit tersebut dilepaskan kembali di lapangan, sedangkan telur yang
menetas menjadi larva penggerek segera dimusnakan.
b. Penyabitan tanaman padi serendah mungkin sampai
permukaan tanah pada saat panen.
c. Penggenangan air setinggi ± 10 cm pada
lahan-lahan bekas serangan selama 1 minggu. Penggenangan dimaksudkan
untuk mempercepat pembusukan tunggul-tunggul bekas jerami, agar individu larva
penggerek instar tua dan kepompong yang berada dalam tunggul mati.
3). Eradikasi/sanitasi
Eradikasi dan sanitasi dilakukan untuk
menghilangkan sisa-sisa tanaman terserang yang kemungkinan terkandung di dalam
individu penggerek padi, baik berupa kelompok telur, larva maupun pupa.
4). Pemanfaatan Musuh Alami
Beberapa jenis parasitoid telur diketahui ditemukan
di lapang. Beberapa jenis parasitoid telur yang umum dijumpai di lapang
antara lain : Tetrastichus schoenobii; Telenomus rowani dan
Trichogramma japonicum.
5). Penggunaan Insektisida korektif
Aplikasi insektisida dilakukan secara korektif apabila
serangan/populasi telah mencapai ambang batas yang telah ditetapkan.
Di daerah serangan endemis dapat dilakukan aplikasi
insektisida karbofuran 3 % dengan dosis 17-21 Kg/Ha pada saat sebelum tanam
dengan cara ditabur dan dibenamkan dalam tanah.
Penyemprotan insektisida yang efektif atau
penaburan karbofuran 3% dengan dosis 17 kg/ha apabila ditemukan rata-rata ≥ 0.3
kelompok telur per m2 atau intensitas serangan sundep rata-rata ≥
10%, dengan ketentuan sekurang-kurangnya 20 hari setelah pemberian insektisida
butiran (apabila sudah pernah dilakukan) dan selambat-lambatnya 3 minggu
sebelum panen.
Aplikasi insektisida semprotan hendaknya
dilaksanakan apabila penetasan telur sedang terjadi. Untuk mengetahui hal
tersebut dapat dilakukan pengumpulkan kelompok telur dari lapang kemudian
disimpan dan diamati. Apabila sudah terjadi penetasan, merupakan indikasi
bahwa di lapang sudah terjadi penetasan pula.
Teknik PHT yaitu pengendalian hama dengan memanfaatkan seluruh
teknik atau cara pengendalian hama secara harmonis untuk menekan populasi
sampai dibawah ambang ekonomi (Chaidir : 2012). Teknik seperti ini merepotkan dan memakan
banyak waktu.
Dalam
penelitian ini kami melakukan interview ke 10 penduduk yang rumahnya ada di
sekitar area persawahan. Adapun data penduduk yang diwawancarai yaitu :
1.
Lokasi/Tempat
tinggal Penduduk :
Kecamatan Mattirobulu,
Kab.Pinrang
2.
Usia
Penduduk :
Mengingat wawancara
ditujukan untuk mendapatkan informasi yang akurat dari warga maka Usia penduduk
yang dijadikan patokan adalah usia
25-63thn.
3.
Pekerjaan Penduduk :
Pekerjaan dari penduduk yang
diwawancarai bervariasi, mulai dari petani, ibu rumah tangga, mahasiswa dan
guru.
A. Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi kupu-kupu putih
yang terbang dirumah?
Jawaban :
1.
Kami
hanya mendiamkannya karena jika terkena kulit maka akan menimbulkan rasa gatal.
(Sm, 48th)
2.
Hanya
sekedar melihat, jika mendekat maka kami hanya menghindar dan memilih berpindah
tempat. (Kt, 48th)
3.
Disapu
dengan perlahan. (Bsr, 32thn)
4.
Tidak
menghiraukan tetapi jika terbang maka saya akan menyelimuti diri agar serbuknya
tidak mengenai kulit. (Tr, 28thn)
5.
Memadamkan
lampu dan memakai lampu seperlunya. (Usm, 44thn)
6.
Memasang
pengaman semacam plastic pada lampu agar kupu-kupu putih tidak mendekat.
(Hj.Gn, 63thn)
7.
Kami
hanya mematikan lampu agar kupu-kupu tidak semakin banyak. (Hsn, 42thn)
8.
Langsung
tidur, jadi semua lampu langsung di padamkan. (Rd, 25thn)
9.
Tidak
memperdulikannya. (Sy, 39thn)
10.
Memadamkan
lampu dan menyalakan 1 lampu saja untuk penerangan. (Rz, 49thn)
B. Pertanyaan : Apakah anda telah mengetahui sebelumnya
manfaat daun bunga kembang sepatu terhadap pemanfatannya dalam mengolah daun
tersebut sebagai alat peminimalisiran kupu-kupu putih?
Jawaban :
1.
Bagaimana
bisa? Saya tidak mengetahuinya. (Sm, 48thn)
2.
Tidak.
(Kt, 48thn)
3.
Saya
kira daun bunga kembang sepatu hanya berfungsi sebagai tanaman pagar? Apakah
masih ada fungsi lain? (Bsr, 32thn)
4.
Tidak,
bagaimana bisa? Jika itu dapat tercapai, hal itu pasti sangat membantu
aktivitas kami. (Tr, 28thn)
5.
Saya tidak mengetahuinya. (Usm, 44thn)
6.
Tidak. (Hj.Gn, 63thn)
7.
Tidak tau. (Hsn, 42thn)
8.
Caranya? Apakah hal itu bisa terjadi? (Rd, 25thn)
9.
Tidak. (Sy, 39thn)
10. Saya tidak percaya hal itu dapat terjadi. (Rz,
49thn)
C. Pertanyaan : Lalu,
bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh kupu-kupu putih jika menyerang tanaman
padi di persawahan?
Jawaban :
1.
Hal itu benar-benar sangat membuat petani resah karena
dampak
yang
ditimbulkan bisa membuat para petani gagal panen.
(Sm, 48thn)
2.
Setau saya hal itu dapat membuat gagal panen. (Kt, 48thn)
3.
Sangat mengganggu
pekerjaan petani. (Bsr, 32thn)
4.
Sangat
mengganggu. (Tr, 28thn)
5.
Jelas
mengganggu, saya rasa semua tahu itu. (Usm, 44thn)
6.
Akan
terjadi kerugian yang dirasakan oleh petani, tentu hasil akhir
kegagalan panen. (Hj.Gn, 63thn)
7.
Merugikan
petani. (Hsn, 42thn)
8.
Gagal
panen. (Rd, 25thn)
9.
Hal
itu sangat meresahkan petani, karena mungkin saja akan
terjadi gagal panen. (Sy, 39thn)
10.
Jika hal itu terjadi, maka kerugian dan gagal
panen telah di depan
mata. (Rz, 44thn)
D. Pertanyaan : Jika daun bunga kembang sepatu betul-betul
dapat dijadikan sebagai alternative peminimalisiran Hama Kupu-kupu Putih
(Schircophaga Innotata) (kupu-kupu putih), bagaimana tanggapan anda?
Jawaban :
1. Tentu itu adalah suatu
penemuan yang bagus, karena dapat
menjadi solusi bagi permasalahan para
petani. (Sm, 48thn)
2. Saya sangat senang
mendengarnya, walaupun memang itu suatu
penemuan baru, tetapi jika hasilnya baik
dan jika digunakan
secara optimal dapat dilihat realisasinya,
kenapa tidak? (Kt, 48thn)
3. Itu akan sangat membantu,
apalagi jika dapat digunakan di area
manapun yang menjadi jangkauan kupu-kupu
putih. (Bsr, 32thn)
4. Tentu saja ituadalah solusi
dari permasalahan dalam membasmi
serangan kupu-kupu putih ini. (Tr, 28thn)
5.
Saya
sangat mendukung itu. (Usm, 44thn)
6.
Inovasi
yang baik untuk dikembangkan dan ditelusuri lebih lanjut.
(Hj.Gn, 63thn)
7.
Saya
sangat senang mendengarnya, tapi apakah betul hal itu
dapat dilakukan? (Hsn, 42thn)
8.
Sejujurnya
saya juga mengetahui jika didalam daun bunga
kembang sepatu ada zat yang bernama
saponin, jadi mungkin saja
hal ini bisa terjadi karena saponin itu
sendiri adalah racun bagi
serangga. (Rd, 25thn)
9.
Tentu
para petani akan antusias mendengar hal ini. (Sy, 39thn)
10. Bagus sekali, saya bahkan sungguh tidak
percaya. (Rz, 44thn)
Dalam Penelitian ini kami mengambil sampel Hama Kupu-kupu Putih
(Schircophaga Innotata) (kupu-kupu putih), kemudian mendekatkannya dengan daun bunga
kembang sepatu dan mendiamkannya dalam waktu ± 2 menit. Hasilnya kupu-kupu
putih akan terlihat lemas.
Setelah penelitian dilakukan kami membuat 3 Macam alat untuk Meminimalisasi hama kupu-kupu
putih agar lebih memudahkan penelitian ini. Alat-alat ini cukup praktis dan mudah dalam penggunaan dan
pemasangannya.
1. Gantungan Lampu
Alat
ini sebagai alternatif dalam pengoptimalan proses penelitian yang kami lakukan, dengan menggunakan alat
peraga diatas sebagai media pengait daun bunga kembang sepatu
yang dikaitkan pada kawat-kawat yang telah disediakan. Lingkaran yang terdapat
di tengah alat peraga berfungsi sebagai tempat masuknya lampu yang direkatkan
menggunakan lem kayu atau dikuatkan dengan paku. Berdasarkan uji coba alat
diatas hasil yang diperoleh yaitu kupu-kupu putih tidak lagi beterbangan di
sekeliling lampu tetapi hanya diam pada bagian daun kembang sepatu yang
dipasang pada lampu.
2. Lotion Anti Kupu-kupu putih (Hama Kupu-kupu Putih
(Schircophaga Innotata))
Adapun lotion ini kegunaannya sama dengan Lotion anti
nyamuk yang banyak dijual di warung ataupun toko-toko. Pembuatan lotion inipun
cukup mudah, tidak rumit dan dapat diselesaikan dengan cepat.
Adapun bahan dari pembuatan lotion ini, yaitu :
a) Cleansing Milk
b) Bibit minyak wangi
c) Daun bunga kembang sepatu
Cara Pembuatan :
a) Blender daun bunga kembang sepatu, kemudian peras, dan
pisahkan sari dari daun bunga kembang sepatu tersebut.
b) Campurkan Cleansing Milk, bibit minyak wangi dan sari
daun bunga kembang sepatu, kemudian aduk hingga semua bahan tercampur merata.
c) Apabila ingin menambahkan bahan tradisonal seperti
bengkoang, dan lain-lain maka tinggal memasukkan sari atau airnya saja.
Dari hasil campuran bahan-bahan di atas jadilah sebuah
lotion yang bisa digunakan untuk kulit anda. Lotion ini berguna untuk mencegah
kupu-kupu putih agar tidak menempel di kulit, karena kandungan saponin dan
flanovoidnya sehingga dapat menjadi racun bagi serangga.
3. Pestisida dari Daun Bunga Kembang Sepatu
Pestisida Nabati
adalah Bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan (daun, buah,
biji atau akar) berfungsi sebagai penolak, penarik, anti fertilitas (pemandul),
pembunuh dan bentuk lainnya dapat untuk pengendalikan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
Fungsi Pestisida nabati adalah sebagai berikut:
1.
Repellant,
yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman
yang telah disemprot
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4. Menghambat reproduksi serangga betina
5. Racun Syaraf
6. Mengacaukan sistem hormone di dalam
tubuh serangga
7. Antraktan, pemikat kehadiran serangga
yang dapat dipakai pada perangkap serangga.
Adapun bahan dari pembuatan
pestisida nabati ini, yaitu :
a)
Daun bunga kembang sepatu
b)
Daun sirih
c)
Daun jeringau
d)
Air
e)
Deterjen
Cara pembuatan :
a)
Tumbuk 20 lembar daun bunga kembang sepatu hingga halus,
b)
Tumbuk 10 lembar daun sirih hingga halus,
c)
Tumbuk 15 lembar daun jeringau ukuran 25 cm hingga halus,
d)
Campurkan ketiga bahan diatas secara bersamaan dengan 1 liter air,
e)
Rendam larutan tersebut selama satu malam,
f)
Saring larutan dengan menggunakan kain furing,
g) Tambahkan 2 gram deterjen (berfungsi
sebagai pengemulsi), aduk rata,
h) Aplikasikan di lahan pada sore hari
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
tujuan penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada
hubungan antara Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) (kupu-kupu putih )
dengan daun bunga kembang sepatu.
2. Memberikan
sumbangsih alat untuk memudahkan proses peminimalisiran di malam hari jika hama
tersebut datang.
3. Gatal-gatal
dan ruam di kulit akibat Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata) dapat
diminimalisir agar mudah dalam beraktivitas di malam hari.
4. Dapat menjadi solusi bagi permasalahan para petani.
B.
Saran
1. Petani
Diharapkan masyarakat khususnya petani dapat
menerima solusi dari kami dalam meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang Hama
Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata). Kami
juga sangat mengharapkan para petani agar memberikan tanggapan dalam
mengaplikasikan solusi yang kami buat ini.
2. Panitia
Diharapkan panitia agar mempublikasikan karya
tulis ilmiah ini agar dapat disempurnakan dan dioptimalkan sebagaimana
seharusnya.
3. Peneliti
selanjutnya
Penulis
mengharapkan bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk meniliti faktor lebih
kompleks pengaruh bunga kembang sepatu dan hama kupu-kupu putih .
C.
Rekomendasi
Berdasarkan penelitian, benar bahwa Daun bunga kembang
sepatu dapat meminimalisasi Kupu-kupu Putih. Alat ini berfungsi sebagai alat
peminimalisiran Hama Kupu-kupu Putih (Schircophaga Innotata), baik dirumah dan
di area persawahan. Dengan adanya alat ini, petani dan para penduduk dapat
terhindar dari hama kupu-kupu putih. Alat ini pun ada 3 macam, yaitu :
a. Gantungan Lampu
Alat ini berfungsi agar tidak adanya kupu-kupu putih yang
menempel pada lampu. Penulis merekomendasikan alat ini karena, dalam pemasangan
mudah, alat-alatnya pun dapat ditemukan dimana-mana juga dapat dibeli di toko
bangunan. Adapun manfaatnya juga dapat dirasakan.
b. Lotion Anti Kupu-Kupu Putih
Lotion ini sebenarnya sama dengan kegunaan lotion anti
nyamuk, dimana jika digunakan maka kupu-kupu putih tidak terbang dan mendekat
kepada kita, karena adanya bau dan zat saponin yang ada dalam daun bunga
kembang sepatu. Lotion ini memang berlendir dan sedikit kental tetapi dalam kurang
lebih 1 menit, maka lotion dapat menyerap di kulit karena adanya milk cleanser.
Karena yang digunakan adalah milk cleanser maka dapat dibersihkan dengan tissue
basah sehingga kita mendapatkan 2 manfaat, yaitu :
1. Terhindar dari kupu-kupu putih
2. Dapat membersihkan kotoran yang ada di kulit.
c. Pestisida dari Daun Bunga Kembang Sepatu.
Pestisida ini merupakan campuran dari daun bunga kembang
sepatu, daun sirih, daun jeringau, dan detergen. Kami menggunakan daun sirih
karena baunya yang tidak disukai hama dan serangga. Adapun daun bunga kembang
sepatu terdapat zat saponin didalamnya, sehingga ketika kupu-kupu putih
mendekat, kupu-kupu putih akan lemas dan akhirnya tidak bisa mendekat di
tanaman padi.
LAMPIRAN
Gambar 1
Gantungan Lampu
LAMPIRAN
Gambar 2
Alat dan bahan pembuatan Pestisida
Alat dan bahan pembuatan Pestisida
1. Cobek (Bugis)
2. Daun Jeringau
3. Daun bunga Kembang
sepatu
4. Daun Sirih
LAMPIRAN
Gambar 3
Daun bunga kembang
sepatu yang ditumbuk sampai halus
LAMPIRAN
Gambar 4
Daun Sirih yang
ditumbuk sampai halus.
LAMPIRAN
Gambar 5
Daun Jeringau yang
ditumbuk sampai halus.
LAMPIRAN
Gambar 6
Bahan yang
digunakan dalam pembuatan pestisida, (daun bunga kembang sepatu, daun jeringau,
daun sirih)
LAMPIRAN
Gambar 7
Alat dan bahan
dalam pembuatan Lotion anti Kupu-kupu putih.
LAMPIRAN
Gambar 8
Daun bunga kembang
sepatu ditumbuk sampai halus, agar dapat diambil sarinya.
LAMPIRAN
Gambar 9
Masukkan milk
cleanser ke dalam wadah untuk dicampur dengan sari daun bunga kembang sepatu.
LAMPIRAN
Gambar 10
Peras daun bunga
kembang sepatu dan ambil sarinya.
LAMPIRAN
GAMBAR 11
Campuran sari daun
bunga kembang sepatu dan milk cleanser.
DAFTAR PUSTAKA
Djatmiko,
Ismu., 2011. Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Edisi Pertama, Akademi
Kesehatan Manggala Yogyakarta
Hadi,
Sutrio & Permata, Nilam. 2010, Kamu
Bisa Jadi Ilmuwan!
Chaidir,
2012.Pengendalian Jasad Hama Pada Tanaman. Diakses pada 01 Maret 2014, dari
Anonim, 2012.
Manfaat Bunga Sepatu
Rizal, Syamsul,
2011. Kutipan Buku.
Muhammad Sui,
Nurdin.1997.Ekologi Hewan Tanah.Bumi Aksara:Jakarta.
Pracaya.2007.Hama
dan Penyakit Tanaman.Swadaya:Cimanggis.
Stockley, Corinne.2011.Kamus Biologi
Bergambar.Erlangga:Jakarta.
Rahim, Abd
dkk.2007.Ekonomika Pertanian.Swadaya:Cimanggis.
J.Gondrong, Alee.2013.1001 Pengetahuan unik dan
lucu.IN AzNaa Books.Yogyakarta
BIODATA
PENULIS
Nama :
Nur Indrayani SK
Tempat, tanggal lahir :
Pangkep, 8 Juli 1997
Alamat :
Jl.Bintang
Asal Sekolah :
SMA NEGERI 7 PINRANG
NIS :
2969
Kelas :
XII IPS 1
No.Telp :
082293212308
Facebook :
Nur Indrayani
BIODATA
PENULIS
Nama : Nuralifah
Hafid
Tempat,
Tanggal lahir : Rappang, 3 Maret
1998
Alamat : BTN PALM
HIJAU, Blok D No.8
Asal
Sekolah :
SMA NEGERI 7 PINRANG
NIS : 3153
Kelas : XII IPA
1
No.Telp : 082344421919
Facebook : Nuralifah Hafid
Buat yang mau lihat gambar dari lampirannya silahkan kabari saya di nurindrayani16@gmail.com , gambarnya dikirim via email :)
ReplyDelete