Hakikat cinta yang sesungguhnya
adalah DIAM.
Ketika ia terucap maka itu
bukanlah cinta, tetapi nafsu yang disalahartikan menjadi CINTA. Kurang lebih
tepatnya seperti itu kalimat bijak tentang cinta yang pernah kudengar.
Sekiranya cinta adalah diam,
maka menahan adalah jalan. Jalan untuk mencapai, tapi bisa juga jalan untuk
kehilangan. Tiada hal yang paling menyakitkan selain kehilangan. Lantas apakah
menahan cinta bukan suatu hal yang menyakitkan pula? Mengatakan tidak didepannya,
kelihatan santai terhadapnya dan mencoba menahan goncangan-goncangan yang
berseruak di hati. Aku lebih suka menyebut itu LUKA. Selayaknya Luka yang jika
dibiarkan dan tidak diungkapkan akan menjadi semakin dalam.
Seperti kamu yang duduk
didepanku, dengan wajah yang penuh dengan senyuman, walaupun saat melihatku
kadang ekspresi seperti itu akan tenggelam, Aku lebih suka jika kau jarang
tersenyum denganku, karena ketika kau tersenyum kepadaku maka itu seperti damai yang tersirat.
Begitu tenang..
Sendu di wajahmu membuatku mengerti bahwa Cinta ini patutlah diam. Ku cukupkan ia bersemayam di hati. Tak perlu pembeberan bahwa "Aku mencintaimu". Kelak kau akan tahu..
Aku juga tidak tahu, bagaimana pula caraku mengungkapkannya? Maka diam adalah cara terbaik, selayaknya mendoakanmu dalam diam demi bahagiamu, maka cukuplah untukku. Aku tak pernah tahu apakah doa-doa ini akan terkabulkan? Yang kutahu hanya mengirimkan beribu doa, dengan harapan akan ada satu kata "Amin" yang terijabah.
NISK, 3 Oktober 2016
memang benar cinta it cukup diam..
ReplyDeletekrna tk ad kekuatan selain doa..
tapi bagaimna pula kita bisa mndptkan cinta it jikalau kita tk berani untuk mengungkapkannya..
tapi yg pasti semoga kita bisa brsama orang yg kita sebut didalam doa kita.. amin
Terimakasih tanggapannya:)
DeleteMemang benar adanya bahwa pengungkapan itu adalah hal penting, tetapi apakah setelah pengungkapan niat suci itu tetaplah suci? Sy pikir, setelah pengungkapan kita akan terus menginginkan hal yg lebih dari adanya sebuah pengungkapan:)