Contoh Data Diri Bentuk Narasi TUGAS 1C D3 AK



Saya terlahir dengan nama NUR INDRAYANI SK, biasanya orang yang sudah mengenal saya dengan baik atau dalam hal ini orang terdekat memanggil saya dengan nama Iind. Kenapa ada huruf “D” terakhirnya? Bukan karena saya alay, tetapi karena nama saya Indrayani, jadi Iindrayani. Biar lebih nyambung hehe..
Jika seseorang belum mengenal saya biasanya mereka menamai saya “Nur” sejujurnya saya kurang suka dipanggil dengan nama “Nur” karena nama itu sudah sangat banyak yang memakainya, sehingga saya lebih nyaman dipanggil Iind karena merasa lebih akrab dan ganjil kedengarannya. Indra adalah nama pena ku, setiap saya menulis artikel di SMA dulu, saya sering memakai nama “Indra”, kesannya cool padahalkan aku cute ya. Hahaa.. 
Saya yakin Iind adalah nama keberuntunganku, dan sangat beruntung memiliki nama Nur Indrayani SK. Kenapa? Yah, terkadang nama ini justru membuat saya dan kenalan baru saya (baik itu guru, dosen dan teman baru) menanyakan, “apasih itu SK?” sampai akhirnya dulu malah ada yg kalo manggil, “SK, SK” -____- bukankah seseorang akan lebih mudah dikenali jika ada keganjilan atau keunikan tertentu pada dirinya? J tidak semua tertarik akan namaku ini, tapi saya yakin suatu hari nama ini akan menjadi buah bibir dikalangan orang banyak, dalam hal baik pastinya, Amin ..
SK adalah singkatan nama dari kedua orang tuaku. Sukur dan Kartini. Kata ayah dan ibu agar identitas kami bersaudara lebih mudah dikenali. Adikku bernama Muh.Ihsan SK, Sri Muliani SK dan Nurkhalisa SK. Jadi ketika ada yang bertanya “Iind siapa?”, dengan mudah dijawab “Iind SK”, dan si penanya pun akan mengetahui, “Oh anak Pak Sukur”. Orang tuaku adalah guru. Ayahku guru di SMPN 1 MATTIROBULU, sedangkan Ibuku guru BK di SMAN 7 PINRANG.
Saya lahir di Pangkep, 8 Juli 1997. Sekarang umurku sudah 18 tahun, yah waktu berlalu begitu cepat. Jika boleh jujur saya masih ingin lama bersekolah di SMA, saya suka segala kegiatan, saya senang mengikuti lomba, baik seni maupun akademik. Saya cinta terhadap semua mata pelajaran yang guru-guru sajikan. Saya juga rindu terhadap semua guru dan teman-teman. Sampai-sampai ketika pemilihan jurusan saya betul-betul stres, tidak tahu akan mengambil jurusan apa. Saya menyukai semua pelajaran, andai ada jurusan yang meliputi semua mata pelajaran maka itulah jurusan pilihan pertama saya. Tapi lama-kelamaan saya pun akhirnya tahu dimana kesukaan saya. Ya saya anak sosial. Saya anak IPS. Saya senang bersosialisasi. Tapi dalam hal yang berbeda. Kebanyakan mungkin senang bersosialisasi bersama dengan teman sejawat, tetapi saya entah mengapa senang bersosialisasi dengan orang tua atau manula. Saya senang melihat mereka tersenyum, saya suka mendengar celotehan mereka, saya juga sangat merasa bahagia ketika saya bisa membantu meringankan pekerjaan mereka. Intinya saya senang dengan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Seluruh masyarakat, mulai dari anak-anak sampai manula. Hanya saja saya memang sangat tertarik dengan orang-orang yang telah lanjut usia. Cita-cita saya sangat banyak, saya malah pernah sangat tertarik bekerja di Pom Bensin, karena ketika saya menemani ayah saya mengisi bbm, kakak-kakak yang ditugaskan mengisi bensin sangat ramah, lalu tersenyum dan berkata “Semua sudah selesai pak, semoga perjalanan bapak menyenangkan, hati-hati pak” . Menurut saya, pekerjaan itu sangat “WAH”, karena pekerjaan seperti inilah yang betul-betul memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Aku pun menceritakannya ke ibu, tetapi beliau justru tertawa dan mengatakan “Bersekolahlah yang tinggi maka kau akan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat”.
Aku berusaha merealisasikannya, sewaktu pendaftaran SNMPTN aku memang tidak lulus katanya semua jurusan yang kupilih memiliki passing grade yang tinggi. Oleh karena itu ketika pendaftaran SBMPTN atau yang dulu dikenal UMPTN dibuka aku langsung memilih jurusan ILMU PEMERINTAHAN UNHAS, dengan tujuan pengabdian pada masyarakat. Aku juga mendaftar UMPTKIN yaitu PEND.AGAMA ISLAM UIN ALAUDDIN MAKASSAR, dengan harapan menimba ilmu agama lalu mengamalkannya serta mengajarkan pada orang lain. Bukankah mengajar ilmu agama juga suatu pengabdian pada masyarakat? Beda dengan Akuntansi, jurusan yang kupilih di Politeknik Negeri Ujung Pandang aku memilihnya karena ada cita-cita terpendam, aku sangat ingin bekerja di kantoran atau di Bank. Tujuanku yaitu Toyota, aku terkesima saat melihat para pegawai kantor Toyota begitu antusias melayani para customer. Sejak saat itulah aku mendambakan pekerjaan itu. Lagipula tujuanku hanya 3, Ingin membanggakan, membahagiakan dan meninggikan derajat kedua orangtua. Sehingga, tertanam pada diriku untuk menjadi orang sukses, yang berguna bagi masyarakat pula. Ayah dan Ibuku adalah seorang guru, maka aku minimal harus jadi dosen jika ingin mengalahkan kedua orangtuaku, aku harus lebih tinggi dari mereka, agar semua orang tahu, orang tuaku telah berhasil. Sekarang aku juga sedikit demi sedikit mencoba memahami agama, percuma jika orang tua ku hanya berhasil mendidik anaknya di dunia sedangkan akhiratnya sama sekali tidak ada persiapan, maka aku memutuskan untuk memakai jilbab, setidaknya sekarang aku tidak pernah keluar jalan jika tidak memakai jilbab, walaupun jika dengan teman terkadang masih buka jilbab, tapi aku terus berusaha mengistiqomahkan diriku. Alhamdulillah, setidaknya ada perubahan yang terjadi.
Ketika seluruh pengumuman Universitas dan Politeknik keluar, aku betul-betul tidak menyangka, Allah mendengar doaku, aku Lulus di PNUP, UNHAS dan UIN. Maka diantara ketiga pilihan yang sulit itu aku meminta kepada kedua orangtuaku agar memilihkannya untukku. Saya sangat yakin pilihan orang tua adalah pilihan yang tepat dari Allah.
Awalnya, aku merasa dilema. Ayah ingin jika aku memilih jurusan Ilmu Pemerintahan, karena kemarin pendaftar jurusan tersebut 1.061 orang dan yang diterima hanya 14 orang termasuk aku. Ayahku merasa  bahwa keberuntungan ini tidak boleh disia-siakan. Aku juga merasa seperti itu, ini adalah hal besar bagiku bisa mengalahkan banyak orang. Sedangkan ibuku lebih cenderung memilih jurusan Pend.Agama Islam. Tak bisa kupungkiri pula aku juga sangat menginginkan jurusan ini. Tetapi, disisi lain aku ingin memilih PNUP karena aku menyukai situasi dan kondisi disana. Aku merasa suasana di PNUP lebih terasa kekeluargaannya. Fix, aku menyukai PNUP karena merasa seperti masih sekolah di SMA. Hanya saja beda lingkungan. Aku jadi plinplan, tujuan tidak tetap, juga tidak sabar mendengar keputusan. Beberapa hari kemudian, ayah dan ibuku mengajakku berdiskusi mengenai kampus mana yang akan mendatangkan positif lebih banyak dan peluang kerja lebih besar. Fix, kami bertiga memilih POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG. Disamping, kampus yang nyaman, kampus ini juga terkenal akan kedisiplinannya, kegiatan kerohaniannya juga teratur maka kami bertiga sepakat memilih PNUP.
Itulah kelemahanku, aku plinplan serta tidak sabaran. Aku ingin melakukan atau mengetahui sesuatu hal dengan cepat, kadang aku bersikap egois pula. Keegoisan wajar, aku anak pertama jelas rasa egois adalah sifat terdalam anak pertama walaupun beberapa pribadi mampu menyembunyikan dan menahan keegoisannya, tapi aku sangat jarang melakukan itu. Di samping itu aku sangat impulsif. Ketika digertak lalu menangis, maka tangisanku akan berubah menjadi tangisan yang berlebihan, ketika marah juga sama. Aku akan menjadi sangat pemarah jika sudah merasa dipermainkan atau di ganggu ketika sibuk.
Begitulah kisah kecil dariku, jika kutuangkan dalam tugas narasi ini kurasa 1 novel baru akan keluar. Hahaa..
Oh iya, terkadang di waktu luang aku menghabiskan waktuku dengan Jualan Online, membaca buku apa saja serta mendengarkan musik. Jika kalian bertanya, hal apakah yang paling membahagiakan dalam hidupku? Jawabannya, membiarkan orangtua memilih langkah yang tepat untuk kita. Trust me, senyum terindah yang selalu kau impikan adalah senyum kedua orang tua mu J

Makassar, 4 September 2015
NUR INDRAYANI SK
AK 1C-D3

Related Posts:

0 Response to "Contoh Data Diri Bentuk Narasi TUGAS 1C D3 AK"

Post a Comment